Rabu, 28 September 2016

Gejala Defisiensi Beberapa Nutrisi Penting

donasi dg belanja di Toko One


Lovell (1998) menyusun daftar gejala-gejala kekurangan beberapa zat gizi pada ikan mas sebagai berikut :
- Magnesium : kejang, katarak, dan penurunan konsentrasi magnesium tulang.
- Fosfor : mineralisasi tulang kurang, cacat pada tulang tubuh dan tengkorak, dan peningkatan lemak pada organ dalam rongga perut.
- Besi : Anemia hypochromic microcytic
- Selenium : Anemia dan katarak
- Seng : katarak, pengikisan sirip dan kulit
- Vitamin A : pigmen kulit memudar, exophthalmus, tutup insang menggulung, pendarahan pada kulit dan sirip
- Vitamin E : exophthalmus, lordosis (tulang belakang melengkung), penyusutan otot, penyusutan ginjal dan pankreas.
- Thiamin : hipersensitif, pigmen kulit memudar, pendarahan di bawah kulit.
- Riboflavin : takut-cahaya, hipersensitif, pendarahan kulit dan sirip, kerusakan jaringan ginjal bagian depan
- Piridoksin : gangguan saraf, anemia, rendahnya enzim hepatopankreatik transferase
- Asam pantotenat : hyperplasia (pertambahan jumlah sel-sel yang berlebihan) pada insang, exophthalmus, dan pendarahan kulit
- Niasin : pendarahan kulit, lesu
- Biotin : pertumbuhan lambat, lesu dan peningkatan jumlah sel lendir kulit.
- Kolin : hati berlemak dan muncul gelembung-gelembung dalam sel hati
- Inositol : kehilangan lapisan lendir kulit
- Asam askorbat : pertumbuhan lambat.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Selasa, 27 September 2016

Dampak Defisiensi Lipida Pada Larva Ikan

donasi dg belanja di Toko One


Davis dan Olla (1992) melaporkan bahwa sementara pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan di laut bergantung pada jenis, ukuran dan kelimpahan mangsa, kualitas nutrisi mangsa juga memegang peranan penting. Kedua peneliti ini mempelajari hubungan antara kandungan lipida pada mangsa dengan pertumbuhan, ukuran gelembung renang, laju tenggelam, perilaku dan kelangsungan hidup larva ikan walleye pollock Theragra chalcogramma di bawah kondisi terkendali di laboratorium. Larva ikan yang diberi pakan berupa naupli udang renik Artemia spp yang kekurangan lipida menunjukkan pertumbuhan yang lambat, ukuran gelembung renang kecil dan kelangsungan hidup rendah. Larva ikan ini juga harus berenang hampir terus-menerus untuk mempertahankan posisi vertikal dalam kolom air agar tidak tenggelam. Sebaliknya, larva ikan yang diberi pakan berupa kopepoda liar atau Artemia spp. yang diperkaya dengan lipida menunjukkan perilaku pergiliran antara renang dan istirahat.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Fungsi Asam Askorbat Pada Ikan

donasi dg belanja di Toko One


Masumoto et al. dalam Akiyama dan Tan (1991) melaporkan bahwa sebagai agen pereduksi kuat, asam askorbat terlibat dalam banyak fungsi biologis pada ikan yang mencakup pertumbuhan, reproduksi, respon stres, ketahanan terhadap penyakit serta antioksidasi dan metabolisme lipida. Fungsi-fungsi ini bekerja pada tingkat kebutuhan dasar (50 – 100 ppm). Sulit untuk menentukan peranan positif dari penambahan asam askorbat berkadar tinggi ke dalam pakan akuakultur : mekanisme bagaimana asam askorbat berkadar tinggi mempercepat fungsi-fungsi biologis ikan belum dapat dipahami dengan jelas. Lama periode waktu yang diperlukan bagi pemberian asam askorbat berdosis tinggi guna memperbaki status asam askorbat dalam tubuh ikan adalah tidak pasti. Asam askorbat sebaiknya dianggap sebagai perlakuan pencegahan bagi kesalahan fungsi biologis, bukan sebagai metode penyembuhan bagi penyakit atau stres. Dengan demikian diperlukan periode pemberian yang lama. Pabrik pakan dan ahli akuakultur sebaiknya memperhatikan dengan cermat apakah asam askorbat berdosis tinggi adalah masuk akal dan ekonomis.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Rabu, 14 September 2016

Tepung Rumput Laut Sebagai Agen Pengikat Pakan dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ikan

donasi dg belanja di Toko One


Hashim dan Mat Saat (1992) mengevaluasi empat spesies rumput laut lokal (Ulva spp., Sargassum spp., Polycavernosa spp. dan Gracilaria spp.) dan karaginan sebagai agen pengikat pada pakan pelet untuk anak ikan gabus (Channa striatus) selama periode 8 minggu. Lima pakan isonitrogen (berkadar nitrogen sama) telah disiapkan yang mengandung 5 % agen pengikat ditambah 5 % tepung gandum. Pakan kontrol mengandung 10 % tepung gandum. Pakan berbasis karaginan memiliki stabilitas air terbaik sedangkan pakan kontrol yang hanya mengandung tepung gandum memiliki kestabilan terburuk setelah 60 menit. Laju pertumbuhan dan nilai efisiensi pakan terbaik telah diamati untuk ikan yang diberi pakan karaginan-tepung gandum. Di antara jenis-jenis rumput laut yang diuji, tepung Ulva spp. memiliki kestabilan terbaik serta memberikan laju pertumbuhan relatif dan nilai efisiensi pakan tertinggi. Kelangsungan hidup anak ikan tertinggi ditemukan untuk kelompok yang diberi pakan berbasis karaginan sedangkan kelangsungan hidup terendah adalah pada kelompok yang diberi pakan tepung Sargassum spp.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Pemanfaatan Rumput Laut Untuk Pupuk dan Pestisida

donasi dg belanja di Toko One


Crouch dan Van Staden (1993) melaporkan bahwa pekatan rumput laut, yang dibuat dari alga Ecklonia maxima, bila diberikan sebagai obat tanah ke benih tomat, secara nyata meningkatkan pertumbuhan tanaman tersebut dan menurunkan serangan Meloidogyne incognita. Pekatan rumput laut yang diberikan ke daun tomat berpengaruh kecil terhadap pertumbuhan tanaman dan meningkatkan jumlah bisul nematoda. Pekatan rumput laut mengurangi efek menghambat terhadap serangan hama nematoda penyebab bisul-akar pada akar-terpotong tomat yang mudah terserang. Pemberian pekatan rumut laut dengan konsentrasi sama ke tanaman yang kebal-nematoda meningkatkan jumlah masa telur hama ini.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Variasi Musiman Biomas, Kadar Algin dan Manitol Pada Rumput Laut

donasi dg belanja di Toko One


Kalimuthu et al. (1991) melakukan penelitian dari bulan September 1985 sampai Agustus 1986 mengenai “standing crop” (panenan tetap), kadar algin dan manitol dari tiga spesies alga coklat Colpomenia sinuosa, Hydroclathrus clathratus dan Rosenvingea intricata yang tumbuh di Pulau Shingle dan Kilakkarai dekat Mandapam, India. Rumput laut spesies-spesies ini ditemukan antara bulan September dan Maret dengan biomas tumbuhan maksimum pada bulan Desember sampai Februari. Standing crop bervariasi dari 0,814 sampai 4,250 kg berat/m2 untuk Colpomenia sinuosa, 1,823 sampai 4,971 kg berat/m2 untuk Hydroclathrus clathratus dan 3,309 sampai 12,024 kg berat/m2 untuk Rosenvingea intricata dan kadar algin berkisar dari 4,7 sampai 14,1 %, 7,5 sampai 14,7 % dan 10,4 sampai 20,5 % berturut-turut dengan nilai-nilai maksimum selama Desember sampai Februari. Kadar manitol bervariasi dari 0,5 sampai 2,2 % dalam rumput-rumput laut ini. Tidak ada variasi musiman yang menyolok dalam hal hasil algin dan manitol pada ketiga jenis alga tersebut. Periode dari Desember sampai Februari adalah cocok untuk memanen tumbuhan penghasil algin ini guna memproduksi natrium alginat.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Jumat, 02 September 2016

Variasi Geografis Kandungan Protein Dalam Rumput Laut

donasi dg belanja di Toko One


Walford dan Wilber (1955), berdasarkan laporan beberapa peneliti, menyimpulkan bahwa lokasi pengumpulan alga (rumput laut) tampaknya mempengaruhi kadar proteinnya. Alga dari laut terbuka mengandung nitrogen organik dalam jumlah lebih besar daripada yang dikumpulkan di perairan yang terlindung atau tempat di antara keduanya. Tepung rumput laut dari Denmark mempunyai kadar protein kasar sekitar 13 %, dibandingkan dengan yang dari perairan Skotlandia (11 %) atau Norwegia (7 %). Di Jepang, Laminaria dari daerah Horotzumi mengandung sekitar 6,4 % protein (berat kering), sedangkan Laminaria dari daerah Mitsuishi 8 %. Variasi serupa dalam hal kandungan alga di sepanjang pesisir California juga telah diketahui.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Habitat dan Distribusi Cephalopoda

donasi dg belanja di Toko One


Menurut Hickman et al. (2001) kelas cephalopoda mencakup cumi-cumi, gurita, nautilus dan sotong. Kisaran ukuran cephalopoda adalah mulai 2 atau 3 cm ke atas. Cumi-cumi yang umum dijual, Loligo, panjangnya sekitar 30 cm. Cumi-cumi raksasa Architeuthis adalah invertebrata terbesar yang kita kenal. Semua cephalopoda hidup di laut dan merupakan pemangsa aktif. Mereka tampaknya peka terhadap salinitas. Beberapa dijumpai di Laut Baltik, yang airnya kurang asin. Cephalopoda ditemukan di berbagai kedalaman laut. Gurita sering terlihat di zona intertidal, di antara celah-celah batu, tetapi kadang-kadang juga ditemukan di bagian laut yang dalam. Cumi-cumi yang lebih aktif jarang dijumpai di perairan yang sangat dangkal, dan kadangkala tertangkap pada kedalaman 5.000 meter. Nautilus biasanya ditemukan di dekat dasar laut pada kedalaman 50 sampai 560 meter, dekat pulau-pulau di Pasifik barat daya.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait