Minggu, 23 Oktober 2016

Perikanan dan Musim Pemijahan Tengiri di India

donasi dg belanja di Toko One


Yohannan dan Balasubramanian (1991) melaporkan bahwa setelah perikanan tengiri di Calicut, India, memberikan hasil tangkapan yang relatif tinggi pada tahun 1980 – 1981, produksinya mencapai nilai terendah pada tahun 1983 – 1984. Hasil tangkap meningkat pada masa-masa berikutnya. Rekruitmen sumber daya perikanan ini hampir sempurna pada bulan September. Sumber rekruitmen utama di Calicut berasal dari pemijahan di bulan Juni dan Agustus. Curah hujan tahunan yang tinggi menguntungkan bagi perikanan ini, tetapi curah hujan dan hasil tangkap pada bulan September menunjukkan hubungan terbalik. Hasil tangkap pada tahun 1970 – 1971 jauh di atas tingkat keseimbangan. Besarnya stok pemijahan pada periode April – Juni menunjukkan hubungan langsung dengan total tangkapan pada musim tersebut. Secara umum perikanan tengiri di Calicut menunjukkan penurunan. Ada petunjuk bahwa tekanan penangkapan saat ini terhadap populasi tengiri melebihi optimum.

Gopakumar et al. (1991) melaporkan bahwa hasil tangkapan tahunan ikan tengiri yang didaratkan selama tahun 1977-1986 di Vizhinjam, India, rata-ata adalah 191,5 ton. Musim penangkapan tengiri berkisar dari bulan Oktober sampai Mei dengan puncaknya pada bulan April – Mei. Drift net (jaring hanyut) menghasilkan 63 % dari total tangkapan ikan ini. Sebanyak 20 % lainnya ditangkap dengan “hook and line” (pancing). Mekanisasi kapal tradisional meningkatkan hasil tangkapan. Ukuran ikan yang ditangkap berkisar antara 50 dan 290 mm. Puncak pemijahan adalah sekali selama bulan April – Mei dan sekali lagi selama September sampai Oktober.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Jumat, 21 Oktober 2016

Faktor-Faktor Oseanografi Yang Mempengaruhi Hasil Tangkap Tengiri

donasi dg belanja di Toko One


Ramana et al. (1991) mempelajari distribusi vertikal dan bulanan suhu, salinitas, konsentrasi oksigen terlarut dan beberapa parameter air laut lain di delapan stasiun di di lepas pantai Manjeswar, Laut Arab . Secara umum, perairan lepas pantai Manjeswar pada kedalaman sampai 50 meter adalah kurang-lebih isotermal (sama-suhu) selama bulan Januari, Februari dan Desember. Pada bulan Mei, September dan Oktober, perbedaan suhu vertikal pada kolom air sedalam 50 meter adalah agak tinggi. Penelitian ini menunjukkan adanya puncak termoklin pada kedalaman antara 10 dan 15 meter selama bulan September. Peningkatan salinitas yang sejalan dengan bertambahnya kedalaman adalah jelas selama periode Maret sampai November, yang mungkin disebabkan oleh adanya stratifikasi salinitas pada bulan-bulan ini. Kondisi yang hampir isohalin (sama-salinitas) timbul bersama dengan munculnya lapisan massa air panas yang teraduk selama Januari, Februari dan Desember, yang mungkin disebabkan oleh kuatnya angin hingga mengakibatkan pengadukan massa air. Dari semua parameter oseanografi, suhu dan salinitas air tampaknya memberikan efek langsung terhadap perikanan sardin dan tengiri pelagis d daerah ini. Penyimpangan suhu dan salinitas air dari nilai-nilai optimum tampaknya menyebabkan rendahnya hasil tangkap ikan sardin dan tengiri. Curah hujan, pH, konsentrasi oksigen terlarut dan kejernihan air memberikan efek tak langsung terhadap perikanan sardine dan tengiri pelagis.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Sifat Fototaksis Ikan Tengiri

donasi dg belanja di Toko One


Nomura and Yamazaki (1977) menyatakan bahwa ikan tengiri menunjukkan sifat fototaksis (tertarik cahaya) yang lemah bila dibandingkan sardin. Mereka lebih tertarik pada umpan. Oleh karena itu, nelayan “pole and line” menggunakan lampu bersama-sama dengan umpan untuk menangkap ikan ini. Tengiri menjadi aktif pada kondisi terang dengan membentuk gerombolan tetapi pada kondisi gelap mereka malas bergerak dan tidak menggerombol. Pengamatan tingkah laku tengiri dalam hubungannya dengan cahaya menunjukkan bahwa gerombolan ini memberikan reaksi lemah terhadap lampu fluoresensi maupun lampu pijar. Melalui alat “fish finder” (pencari ikan) diketahui bahwa ikan tengiri tersebar di permukaan laut sampai kedalaman 20 meter di bawah lampu pijar, dan tersebar pada kedalaman 3 sampai 30 meter di bawah lampu fluoresensi. Mereka lebih tertarik pada lampu fluoresensi berwarna biru-putih daripada warna hijau.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Selasa, 18 Oktober 2016

Kerusakan Terumbu Karang Oleh Bulu Babi dan Alga

donasi dg belanja di Toko One


Longhurst dan Pauly (1987), berdasarkan laporan beberapa peneliti, menyimpulkan bahwa grazing (aktivitas memakan tumbuhan) oleh ikan herbivora di terumbu karang memasok serpihan batu kapur hingga menjadi endapan pasir putih di sekeliling terumbu karang tersebut. Di terumbu karang Pasifik dan Karibia, diduga bahwa produksi pasir halus oleh erosi karang akibat grazing ikan herbivora bisa mencapai 200 – 600 ton/km2/tahun.

Longhurst dan Pauly (1987) melaporkan bahwa bulu babi Diadema antillarum, yang tersebar dari Florida sampai Suriname, bisa mencapai kepadatan lebih dari 50 individu per meter persegi dan mengikis kalsium dari terumbu karang pada saat memakan alga, bahkan memakan karang hidup. Bulu babi ini merupakan herbivora yang sangat kompetitif dan bisa menyebabkan daerah terumbuh karang yang luas menjadi gundul, dengan cara yang sama seperti bagiamana hamparan kelp diubah menjadi “padang bulu babi” oleh bulu babi Atlantik Utara Strongylocentrotus.

Coyer et al. (1993) meneliti interaksi antara bulu babi, alga dan karang scleractinia selama 10 tahun di lepas pantai Pulau Anacapa, California. Kelimpahan karang mangkok soliter (hidup sendirian) Balanophyllia elegans Verril dan persen penutupan oleh alga berkorelasi terbalik. Karang dapat terbunuh bila tertutup oleh holdfast (semacam akar pada makro alga), alga berfilamen atau alga koralin keras yang tumbuh dengan cepat. Penutupan karang akibat cepatnya pertumbuhan alga berfilamen dan alga koralin semakin parah bila selalu ada spesies alga yang lebih besar yang menyebabkan karang menarik polipnya kembali. Pengamatan jangka pendek maupun jangka panjang dan percobaan manipulasi menunjukkan bahwa secara nyata makin banyak karang yang menarik polipnya kembali , dan mortalitas karang meningkat di zona yang ditumbuhi alga alami maupun alga buatan daripada di zona tanpa alga. Selain itu, kisaran penarikan polip bervariasi tergantung spesies alga dan derajat gerakan air. Efek negatif alga terhadap karang diperantarai oleh aktivitas makan bulu babi. Bulu babi dengan kepadatan tinggi bisa menyingkirkan alga, sehingga mengurangi mortalitas karang akibat cepatnya pertumbuhan alga dan memungkinkan karang untuk meningkatkan kelimpahannya.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Minggu, 16 Oktober 2016

Pengikisan Karang oleh Aktivitas Makan Ikan

donasi dg belanja di Toko One


Longhurst dan Pauly (1987), berdasarkan laporan beberapa peneliti, menyimpulkan bahwa grazing (aktivitas memakan tumbuhan) oleh ikan herbivora di terumbu karang memasok serpihan batu kapur hingga menjadi endapan pasir putih di sekeliling terumbu karang tersebut. Di terumbu karang Pasifik dan Karibia, diduga bahwa produksi pasir halus oleh erosi karang akibat grazing ikan herbivora bisa mencapai 200 – 600 ton/km2/tahun.

Longhurst dan Pauly (1987) melaporkan bahwa ada sedikit spesies ikan yang secara khusus menyerang karang secara langsung, bahkan beberapa jenis ikan pipa (misal Oxymonacanthus), ikan bleni (misal Exallius) serta ikan kupu-kupu (misal Chaetodon) mengkhususkan diri memakan polip karang individual dan menggigit ujung-ujung cabang karang. Secara umum pemangsaan terhadap karang terbatas pada sedikit spesies ikan, dan potongan karang biasanya hanya merupakan bagian kecil dari material yang dimakan oleh ikan-ikan ini. Bagaimanapun, karena gigitan bisa menimbulkan kerusakan yang memungkinkan alga untuk masuk ke dalam rangka karang dan mencegah pertumbuhan-kembali jaringan karang hidup, kerusakan yang lebih parah bisa terjadi daripada sekedar penyingkiran jaringan tubuh karang sederhana. Beberapa ikan buntal kotak, seperti Ostracion, juga memakan polip karang. Ikan Monacanthidae menggunakan moncongnya yang kecil untuk memotong polip karang individual, sedangkan ikan Balistidae dengan gigi geligi yang lebih kuat dan moncong yang lebih pendek mampu menggigit potongan besar karang.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Selasa, 11 Oktober 2016

Perubahan Populasi Plankton Danau Akibat Eutrofikasi

donasi dg belanja di Toko One


Polli dan Simona (1992) meringkas semua informasi yag tersedia tentang perkembangan jangka panjang dan perkembangan terbaru populasi plankton di Danau Lugano, Italia, dengan memperhatikan evolusi kesuburannya. Pengaruh pertama eutrofikasi danau mulai muncul pada tahun 1980-an dan menyebabkan perubahan penting dalam komunitas fitoplankton yakni kemunculan dan cepatnya peningkatan populasi alga berfilamen Oscillatoria rubescens dan Stephanodiscus hantzschii, serta hilangnya zooplankton Diaptomidae. Sejak tahun 1980 konsentrasi fosfor mulai berkurang di lapisan epilimnion danau dan komunitas plankton menunjukkan komposisi baru dengan hadirnya spesies-spesies dominan lain : Oscillatoria redekel, Lyngbya limnetica, Stephanodiscus sp. (bentuk kecil). Sejak tahun 1989 standing crop (panenan tetap) alga berkurang nilainya sampai di bawah 2 gram/m2 (berat kering); selanjutnya Cyanophyceae berkurang banyak dan muncul spesies dominan baru (Tabellaria fenestrata, divisi Ulotrichales). Pada saat yang sama terjadi peningkatan populasi zooplankton herbivora (Daphnia hyalina) dan kemunculan kembali Diaptomidae. Hanya di basin (cekungan danau) utara ada kecenderungan penurunan produksi primer, yang berubah dari 480 menjadi sekitar 300 g C/m2/tahun selama 10 tahun terakhir.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Jumat, 07 Oktober 2016

Variasi Kelimpahan Mikroplankton Yang Tercermin Dalam Variasi Konsentrasi ATP-nya

donasi dg belanja di Toko One


Benzhitskiy dan Gordiyenko (1990) telah meneliti variasi antar waktu dalam hal konsentrasi ATP rata-rata di berbagai wilayah samudra. Variasi antar waktu yang jelas dalam hal ATP mikroplankton tampaknya disebabkan perubahan kelimpahan akibat mekanisme akumulasi pasif dan aktif. Variasi antar waktu ini harus diperhatikan dalam mengevaluasi variasi horizontal kelimpahan mikroplankton hidup.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Kebutuhan Karbon Dioksida, Lemak dan Glukosa Pada Jamur Air

Arsip Cofa No. A 034
donasi dg belanja di Toko One


Penelitian menunjukkan bahwa jamur Aqualinderella fermentans membutuhkan dalam jumlah besar karbon dioksida dari atmosfer (5 sampai 20 %) agar dapat timbuh dengan baik. Juga pertumbuhan Blastocladia akan sangat baik bila konsentrasi karbon dioskda atmosferik tinggi. Dua contoh tadi adalah satu-satunya kasus di mana jamur air membutuhkan karbon dioskida untuk pertumbuhannya. Bagaimanapun, beberapa penelitian lain menujukkan bahwa Allomyces, Blastocladia dan Blastocladiela memfiksasi karbon dioksida. Kebutuhan karbon dioskdia pada Aqualinderella dapat diganti sebagian dengan asam organik, seperti suksinat. Aqualinderella juga membutuhkan lemak. Campuran lemak dalam minyak biji gandum dan ekstrak ragi biasanya ditambahkan ke media pertumbuhan, tetapi dapat diganti dengan kolesterol dan asam oleik. Terakhir, kebutuhan N-asetil glukosamin bagi pertumbuhan Karlingia asterocysta Karling, sejenis jamur yang sangat membutuhkan kitin, pada media glukosa telah diamati. Glukosa ditambah N-asetil glukosamin atau kitin tampaknya merupakan satu-satunya substrat yang cocok bagi pertumbuhan jamur ini.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Selasa, 04 Oktober 2016

Komposisi dan Kelimpahan Fitoplankton Serta Pemangsaannya Oleh Mikrozooplankton

donasi dg belanja di Toko One


Verity dan Vernet (1992) melaporkan kelimpahan dan distribusi vertikal plankton fototrofik dan heterotrofik, laju pertumbuhan dan pemangsaannya oleh mikrozooplankton serta produk penguraian klorofil-a akibat pemangsaan tersebut di dua fyord di Norwegia. Kedua fyord mengandung komunitas mikroplankton yang melimpah. Konsentrasi maksimum khasnya adalah 2 – 4 ribu sel/ml untuk nanoplankton fotosintetik, 1 – 3 ribu sel/ml untuk nanoplankton heterotrofik, 40 – 80 ribu sel/ml untuk alga hijau-biru dan 4 – 9 siliata/ml. Kelimpahan maksimum terdapat pada zona eufotik. Fitoplankton dominan adalah taksa yang mengandung klorofil-c, terutama prymnesiophyta dan chrysophyta. Pemangsaan oleh mikrozooplankton yang berukuran kurang dari 200 mikron umumnya menghilangkan 50 – 100 % dan 20 – 100 % produksi harian sel-sel plankton yang berukuran kurang dari 10 mikron dan kurang dari 2 mikron, berturut-turut, termasuk taksa autotrofik dan heterotrofik.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Hubungan Produksi Bakterioplankton dan Komposisi Fitoplankton

donasi dg belanja di Toko One


Nakano (1992) mempelajari produksi bakterioplankton dan komposisi fitoplankton di zona pelagis Danau Biwa bagian utara dari tanggal 19 Februari sampai 7 Juni 1990. Selama periode penelitian, dua spesies fitoplankton mendominasi : Asterionella formosa (Bacillariophyceae) dari 19 Februari sampai 18 April (periode awal) dan Uroglena americana (Chrysophyceae) dari 9 Mei sampai 7 Juni (periode akhir). Produksi bakterioplankton diduga berdasarkan metode frekuensi pembelahan sel selama periode awal, yang berkisar dari 7,4 sampai 33 mikrogram karbon/liter/hari. Selama periode akhir, produksi bakterioplankton adalah rendah, berkisar dari 4,1 sampai 18 mikrogram karbon/liter/hari. Perubahan produksi bakterioplankton tampaknya berhubungan dengan perubahan komposisi fitoplankton.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait