Minggu, 29 Januari 2017

Garam Dapur Memperbaiki Mutu dan Daya Awet Udang Goreng

donasi dg belanja di Toko One


Joseph et al. (1993) melaporkan hasil penelitian karakteristik penyimpanan udang (Metapenaeus dobsoni) goreng dan kering siap-saji yang dikemas dalam kantung poliester/polyhthene dan disimpan pada suhu sekeliling (22 – 28 °C). Perlakuan dengan garam dapur (natrium klorida) dan asam sitrat sebelum penjemuran awal ternyata meningkatkan mutu maupun daya awet produk udang goreng akhir. Sementara udang goreng dan kering yang tidak diberi perlakuan menunjukkan lama penyimpanan 42 hari, sampel uji tetap dalam kondisi dapat diterima konsumen sampai selama 55 hari. Udang kering goreng tampaknya bisa menjadi produk siap-saji yang menjanjikan, terutama sesuai untuk pasar konsumen kota.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Pengasinan Mengurangi Daya Racun Telur Ikan Buntal

donasi dg belanja di Toko One


Hashimoto (1979) melaporkan bahwa ovari (telur) ikan buntal telah lama dimakan di Ishikawa Prefecture, Jepang. Telur ikan buntal asin, yang dinamakan fuguharago atau fukunoko, dijual secara komersial. Telur ikan ini diasin dan diacar bersama bekatul, dan biasanya tahan selama enam bulan sampai setahun bahkan kadang-kadang tiga atau empat tahun. Ternyata bahwa telur ikan buntal menjadi aman dimakan akibat proses pengasinan dengan alasan-alasan sebagai berikut : 1) sebagian racun dari ovari merembes keluar selama proses penggaraman dan daya racun ovari mencapai nilai rata-rata, karena ovari yang sangat beracun kehilangan sebagian racunnya dan racun ini mencemari ovari yang sebenarnya tidak beracun. 2) Selama proses pengasinan, terjadi pengenceran racun akibat difusi racun dari ovari ke bekatul. Lebih lanjut, sekitar setengah dari racun ini hilang pada saat proses pengawetan yang lama. 3) Produk akhirnya beracun lemah, meskipun tetrodotoksin masih ada dalam telur pada saat pemasaran. Karena penurunan daya racun bersesuaian dengan tingginya derajat keasinan, yang mencegah orang memakan produk ini secara berlebihan, telur ikan buntal asin relatif aman dimakan. Bagaimanapun,mungkin berbahaya untuk memakan telur asin ini bila dibuat dengan tidak benar atau bila dimakan segera setelah diasinkan atau diacar. Keracunan dilaporkan sebagai akibat memakan produk telur asin yang belum sempurna.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Kemampuan Eceng Gondok Menyingkirkan Nitrogen, Merkuri dan Zat Hara Anorganik Dari Perairan

donasi dg belanja di Toko One


Toleransi Salinitas dan Kemampuan Eceng Gondok Menyingkirkan Nitrogen Dari Perairan
Vejar P. et al. (1991) menunjukkan bahwa nitrogen merupakan zat hara pembatas pertumbuhan paling penting bagi eceng gondok Eichhornia crassipes (Mart.) Solms yang dipelihara pada kondisi laboratorium sejak berbunga sampai awal kondisi dorman (tak aktif) musim dingin. Spesies ini telah terbukti dapat bertindak sebagai agen biologis penyingkir nitrogen dari perairan dengan hasil 24,0 mg (berat kering)/mg N-NO3-/liter. Percobaan yang dilakukan pada berbagai salinitas menunjukkan bahwa Eichhornia crassipes dapat mentolerir salinitas sampai sekitar 7,5 gram/liter natrium klorida.

Pemanfaatan Eceng Gondok Untuk Menyingkirkan dan Mengurangi Daya Racun Merkuri
James et al. (1992) mempelajari pengaruh konsentrasi air raksa subletal terhadap transformasi makanan pada ikan Heteropneustes fossilis dan peranan eceng gondok Eichhornia crassipes dalam mengurangi daya racun logam merkuri ini. Nilai LC-50 96 jam untuk air raksa adalah 0,099 ppm. Konsentrasi subletal air raksa secara nyata menurunkan laju makan, penyerapan, konversi dan metabolisme. Binatang yang terpapar terhadap 0,03 ppm air raksa dan air raksa + eceng gondok mengkonsumsi makanan 48 dan 45 % lebih sedikit, berturut-turut, daripada binatang yang dipelihara di dalam air bebas-merkuri. Binatang kontrol menghabiskan 65 % energi makanan yang dikonsumsi untuk metabolisme dan nilai ini meningkat menjadi 75 dan 70 % pada binatang yang terpapar air raksa dan air raksa + eceng gondok, berturut-turut. Efisiensi untuk mengkonversi energi makanan menjadi jaringan tubuh berkurang sampai maksimum 65 % pada ikan yang terpapar air raksa saja dan 48 % pada ikan yang terpapar air raksa + eceng gondok, bila dibandingkan dengan ikan kontrol. Penurunan pertumbuhan pada ikan Heteropneustes fossilis mungkin disebabkan penurunan laju penelanan makanan, efisiensi konversi makanan yang rendah, dan tingginya bagian energi makanan yang dihabiskan untuk metabolisme. Bagaimanapun, ikan yang terpapar air aksa + eceng gondok menunjukkan dengan jelas perbaikan parameter-parameter transformasi makanan dibandingkan pada ikan yang terpapar air raksa saja. Eichhornia crassipes diduga banyak menyingkirkan air raksa dari medium uji dan dengan demikian secara tidak langsung mengurangi daya racun logam berat ini bagi binatang uji. Konsentrasi klorofil Eichhornia crassipes menunjukkan penurunan secara perlahan-lahan akibat meningkatnya konsentrasi air raksa.

Pemanfaatan Eceng Gondok Untuk Menghilangkan Zat Hara Anorganik dan Mengurangi Fitoplankton
Boyd (1982) mengulas hasil-hasil penelitian mengenai kemungkinan pembudidayaan spesies-spesies tumbuhan air tertentu dalam sistem perairan eutrofik untuk menghilangkan zat hara anorganik dan membatasi pertumbuhan fitoplankton. Telah dibuktikan bahwa eceng gondok (Eichhornia crassipes) menyerap rata-rata 3,4 kg/ha nitrogen dan 0,34 kg/ha fosfor per hari selama pertumbuhan yang cepat. Telah dilakukan penelitian di mana luas penutupan perairan oleh eceng gondok sebesar 0, 5, 10 dan 25 % dari luas permukaan kolam yang kaya zat hara di Auburn, Alabama. Kelimpahan fitoplankton adalah lebih rendah di kolam yang luas penutupan eceng gondoknya 10 dan 25 % daripada di kolam yang luas penutupannya 0 dan 5 %. Persaingan antara eceng gondok dengan fitoplankton melibatkan penaungan dan pengambilan zat hara. Penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan eceng gondok dan makrofita air lainnya untuk mengurangi fitoplankton di kolam budidaya ikan intensif bisa diterapkan secara praktis.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Jumat, 27 Januari 2017

Pengendalian Eceng Gondok Dengan Kumbang Air

donasi dg belanja di Toko One


Fisheries Division Queensland Department of Primary Industries (1999) melaporkan bahwa salah satu tumbuhan air yang diintroduksikan ke Australia adalah eceng ondok (Eichhornia crassipes), yang merupakan tumbuhan-mengapung yang paling berhasil di dunia. Sebagai contoh, tiga individu eceng gondok bisa memproduksi 3.000 individu baru dalam waktu 50 hari. Mereka mengkoloni perairan sedemikian hingga membatasi gerakan perahu, menyumbat pipa pompa dan saluran irigasi serta secara nyata mengubah kualitas air dengan menghalangi pemasukan cahaya ke kolom air dan menghabiskan oksigen terlarut di bawah permukaan air. Eceng gondok di Australia pertama kali dilaporkan pada tahun 1895 dari Botanical Gardens di Brisbane. Keberhasilan pengendalian eceng gondok telah dicapai di beberapa bagian Australia dengan memanfaatkan kumbang weevil Amerika Selatan (Neochetina eichhorniae). Kumbang Neochetina bruchi baru-baru ini dilepaskan untuk membantu pengendalian eceng gondok dan kini kumbang tersebut telah mapan.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Makroinvertebrata Yang Berasosiasi Dengan Eceng Gondok

donasi dg belanja di Toko One


Bailey and Litterick (1993) melaporkan bahwa eceng gondok (Eichhornia crassipes) membentuk hamparan lebat yang hampir ada di mana-mana di habitat perairan terbuka di rawa permanen Sudd, Sudan. Di sebuah danau-sungai yang khas, hamparan ini memiliki lebar yang bervariasi antara 9 dan 16 meter dan biomas tumbuhan terbanyak berada di tengah. Jumlah terbanyak makroinvertebrata dalam massa akar eceng gondok ditemukan pada sampel perangkap-jatuh dan didominasi oleh coleoptera (kumbang), odonata, gastropoda dan udang Caridina nilotica. Tepi terluar hamparan eceng gondok ini menyediakan habitat yang mudah dicapai, konsentrasi oksigen terlarut yang cukup dan berbagai sumber makanan potensial bagi invertebrata air. Sebaliknya, zona dekat-darat yang kurang dapat dihuni memiliki lebih sedikit fauna di mana coleoptera, hydracarina dan gastropoda dominan. Pengurangan yang menyolok dalam hal jumlah invertebrata pada sampel jaring angkat dari hamparan eceng gondok disebabkan karena dimangsa ikan. Massa akar eceng gondok tampaknya menggantikan niche yang semula disediakan oleh massa akar kubis Nil bagi invertebrata air ini.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Pengaruh Lingkungan Terhadap Keberhasilan Pemijahan Pada Kopepoda

donasi dg belanja di Toko One


Ianora et al. (1992) melaporkan bahwa dibutuhkan waktu 2 – 3 bulan agar laju reproduksi yang tinggi menghasilkan kelimpahan populasi yang tinggi pada kopepoda planktonik Centropages typicus, dengan produksi tertinggi pada saat kelimpahan betina relatif rendah dan produksi rendah pada saat kelimpahan tinggi di perairan Teluk Naples. Mortalitas telur pada saat itu tinggi. Kecenderungan musiman dalam hal persentase keberhasilan pemijahan tidak bersesuaian dengan fluktuasi musiman intensitas pemijahan, dan tidak berhubungan dengan variasi faktor-faktor lingkungan seperti suhu dan konsentrasi klorofil-a. Teknik pewarnaan fluorosensi menunjukkan bahwa telur yang tidak menetas dulunya telah dibuahi dan bahwa pada kebanyakan kasus perkembangan berjalan sampai ke tahap lanjut sebelum embryo mati. Penyebab tingginya mortalitas telur adalah tidak pasti, tetapi mungkin tidak hanya disebabkan oleh ketidaksuburan akibat kegagalan perkawinan-ulang.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Kamis, 26 Januari 2017

Pengaruh Cahaya, Salinitas dan Suhu Terhadap Pemijahan Amfipoda

donasi dg belanja di Toko One


Morritt and Stevenson (1993) melaporkan bahwa siklus pemijahan alami kutu pantai Orchestia gammarellus menunjukkan adanya betina yang mengandung telur di dalam populasi lapangan antara bulan April dan September; spesis ini berhenti memijah selama musim dingin (Oktober – Maret). Jumlah betina lebih banyak daripada jumlah jantan selama musim pemijahan. Binatang yang dikumpulkan dari lapangan perlahan-lahan menjadi lebih mudah untuk dibawa ke kondisi pemijahan dibandingkan binatang yang dikumpulkan pada bulan berikutnya pada akhir musim pemijahan alami. Ada fase pemulihan pada akhir musim pemijahan alami, tetapi rentang waktunya bisa dikurangi dengan meningkatkan suhu sekeliling binatang tersebut. Permulaan reproduksi ataupun fekunditas betina tidak dipengaruhi oleh panjang hari (percobaan dengan kondisi siang/terang 14 jam dan malam/gelap 10 jam memberikan hasil yang sama dengan kondisi siang 24 jam dan malam 0 jam). Salinitas tidak memberikan pengaruh yang mantap terhadap permulaan pemijahan atau fekunditas betina, walaupun laju perkembangan embryo pasti menjadi lebih lambat pada salinitas tertinggi (100 % air laut). Faktor lingkungan yang penting bagi pengendalian reproduksi Orchestia gammarellus adalah suhu. Suhu yang lebih tinggi menyebabkan amfipoda ini memulai reproduksi lebih cepat (dalam kisaran 15 – 22 oC). Awal pemijahan di lapangan terjadi bila suhu udara maksimum mencapai 10 oC.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Pengaruh Parasit Terhadap Reproduksi Bulu Babi

donasi dg belanja di Toko One


Hagen (1992) melaporkan bahwa populasi bulu babi hijau (Strongylocentrotus droebachiensis), di Vestfjorden, Norwegia utara, terinfeksi oleh nematoda endoparasit, Echinomermella matsi, pada tahun 1987. Keberadaan Echinomermella matsi meningkat dari 5,5 % pada tahun 1983 menjadi 65,4 % pada tahun 1991 di lokasi penelitian di Godoeystraumen. Bulu babi yang terinfeksi memiliki indeks gonad rata-rata lebih rendah daripada bulu babi yang tidak terinfeksi, dan dua per tiga bulu babi yang terinfeksi mengalami penyusutan gonad sedemikian hingga jenis kelaminnya tidak diketahui. Kepadatan rata-rata populasi Strongylocentrotus droebachiensis di Godoeystraumen tampaknya tidak berubah, tetapi rata-rata diameter cangkangnya menurun sebesar 14,6 %, dari 36,4 mm pada tahun 1983 menjadi 31,1 mm pada tahun 1991. Akibat perubahan ini maka kapasitas reproduksi populasi bulu babi tampaknya berkurang kira-kira 58 %.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Pengaruh Keterbatasan Makanan dan Jenis Makanan Terhadap Reproduksi Nyamuk

donasi dg belanja di Toko One


Jones (1993) memelihara larva nyamuk Toxorhynchites splendens (Wiedemann) di dalam air tawar dan memberinya makan berupa larva Culex quinquefasciatus Say atau larva Aedes aegypti (L.) secara ad libitum. Pemberian makanan berupa larva Culex quinquefasciatus ada yang secara ad libitum (sekenyangnya), ada yang dibatasi dua mangsa per hari selama periode perkembangan 1-10 hari, dua mangsa per hari selama 10 hari pada periode pupa (kepompong), dan dua mangsa per hari selama periode pupa. Laju reproduksi nyamuk dewasa yang dihasilkan dibandingkan di antara semua perlakuan. Laju reproduksi yang lebih tinggi secara nyata berkorelasi dengan bobot badan yang lebih berat saat memasuki tahap pupa, tetapi bobot badan saat pupa tergantung pada laju penelanan makanan hanya selama fase akhir. Nyamuk dewasa dari larva yang memakan Aedes aegypti secara ad libitum meletakkan lebih sedikit telur daripada nyamuk yang memakan larva Culex quinquefasciatus secara ad libitum selama periode perkambangan fase keempat. Laju produksi telur harian adalah lebih tinggi pada semua kelompok yang memperoleh mangsa secara ad libitum pada fase keempat dibandingkan pada kelompok yang menerima dua mangsa per hari selama fase keempat.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Rabu, 25 Januari 2017

Pengaruh Kelaparan Terhadap Reproduksi Cumi-Cumi Idiosepius

donasi dg belanja di Toko One


Lewis and Choat (1993) meneliti biologi reproduksi cumi-cumi tropis Idiosepius pygmaeus pada individu liar dan individu di akuarium. Spesies ini menghasilkan kelompok-kelompok telur ganda lebih dari 80 % dari kisaran bobot individu dewasa, yang menunjukkan adanya koordinasi antara pertumbuhan sel-sel reproduktif dan pertumbuhan sel-sel tubuh. Produk reprodukif adalah konsisten dalam satu individu tetapi bervariasi antar individu. Sintesis dan pematangan oosit terjadi terus-menerus setelah individu mencapai kematangan seksual. Kematian tidak berhubungan dengan kepayahan akibat bereproduksi. Di bawah kondisi kekurangan makanan, individu dalam kurungan meletakkan lebih sedikit telur tetapi mempertahankan ukuran telur dan periodisitas peletakan telur. Stres akibat kelaparan tidak berpengaruh terhadap lama peletakan telur ataupun bobot saat mati. Penelitian ini memberikan bukti lebih lanjut bahwa “terminal spawning” (pemijahan yang diakhiri dengan kematian) tidak umum di antara cephalopoda.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Laju Petumbuhan Stolephorus di Daerah Fishing Ground dan Bukan Fishing Ground

donasi dg belanja di Toko One


Tiroba et al (1989) dalam Blaber and Copland (1990) melaporkan bahwa ikan teri engraulidae (Stolephorus heterolobus dan Stolephorus devisi) merupakan spesies-spesies dominan dalam perikanan umpan tuna di kepulauan Solomon. Ikan sprat, Spratelloides delicatulus, juga menyumbangkan bagian penting dalam hasil tangkap ikan umpan tuna. Data frekuensi panjang dikumpulkan setiap bulan antara Maret 1987 dan Mei 1989 dari dua daerah yang intensitas perikanan umpan tunanya tinggi serta daerah bukan lokasi perikanan umpan tuna di Kepulauan Solomon. Nilai panjang asimptot (L8) dan koefisien pertumbuhan dihitung dengan program ELEFAN I, kurva hasil tangkap yang dikonversi ke panjang disusun menggunakan program ELEFAN II. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua spesies ikan teri dieksploitasi oleh perikanan umpan tuna dengan intensitas kecil sampai sedang di kedua lokasi perikanan. Ikan sprat mengalami mortalitas yang agak lebih tinggi. Laju pertumbuhan kedua spesies ikan teri adalah lebih tinggi di lokasi perikanan umpan tuna daripada di daerah bukan lokasi perikanan. Nilai-nilai K dan L8 relatif konstan antar tahun di semua lokasi.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Perbedaan Kondisi Lingkungan Menyebabkan Perbedaan Laju Pertumbuhan Stolephorus

donasi dg belanja di Toko One


Milton et al. (1989) dalam Blaber and Copland (1990) mempelajari otolit spesies ikan umpan tuna utama di Kepulauan Solomon dan Maldives. Jumlah pertambahan otolit dihubungkan dengan panjang pada semua spesies. Beberapa percobaan telah dilakukan untuk meyakinkan bahwa pertambahan otolit terjadi setiap hari. Kurva pertumbuhan untuk setiap spesies disusun berdasarkan jumlah pertambahan otolit. Untuk spesies Stolephorus, kurva pertumbuhan ini tidak konsisten dengan kurva pertumbuhan yang dibuat berdasarkan analisis frekuensi panjang. Pertambahan pertumbuhan spesies ikan Spratelloides delicatulus sebelumnya telah diyakinkan terjadi setiap hari. Pertumbuhan spesies ikan ini dan spesies Spratelloides lainnya adalah cepat dan ikan ini hidup tidak lebih dari 5 bulan. Ada kecocokan yang tinggi antara kurva pertumbuhan hasil analisis frekuensi panjang dengan kurva pertumbuhan hasil penentuan umur harian untuk spesies ini. Pertumbuhan bervariasi antar lokasi dan antar negara serta antar spesis ikan umpan tuna. Bagaimanapun, perbedaan ini tidak berkaitan dengan intensitas penangkapan ikan umpan tersebut, tetapi mungkin mencerminkan perbedaan kondisi lingkungan setiap lokasi.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Selasa, 24 Januari 2017

Pertumbuhan dan Komposisi Umur Hasil Tangkap Stolephorus heterolobus

donasi dg belanja di Toko One


Wright et al. (1989) dalam Blaber and Copland (1990) mempelajari pertumbuhan serta komposisi panjang dan umur ikan teri jawa, Stolephorus heterolobus, yang didaratkan di Jepara, Jawa Tengah bagian utara. Total 12.320 ekor Stolephorus heterolobus telah dikumpulkan dari program sampling reguler antara bulan November 1983 dan Juni 1985. Pertambahan harian sagital otolit digunakan untuk mempelajari pertumbuhan dan komposisi umur stok ikan ini. Ikan tahap post larva, juvenil dan dewasa didaratkan oleh perikanan teri ini, namun hanya juvenil berumur lebih dari 120 hari yang diseleksi sepenuhnya oleh alat tangkap. Tahap juvenil, ditemukan dalam hampir semua sampling bulanan, yang menunjukkan bahwa rekruitmen stok berlangsung terus-menerus. Selain itu, juvenil membentuk mayoritas hasil tangkapan ikan teri baik dari segi jumlah (64 %) maupun biomas (52 %). Ikan dewasa dalam jumlah cukup banyak ditemukan hanya dalam 7 dari 21 sampel bulanan. Mortalitas total, yang diduga dari data frekuensi panjang dikonversi umur, adalah tinggi namun sama dengan yang dilaporkan untuk stok-stok ikan lain yang dieksploitasi.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Pertumbuhan Stolephorus nelsoni

donasi dg belanja di Toko One


Hoedt (1989) dalam Blaber and Copland (1990) mempelajari sejarah pertumbuhan ikan teri Australia tropis, Stolephorus nelsoni. Penelitian menghasilkan empat kurva pertumbuhan, yang pertama berasal dari peningkatan pertumbuhan sagital otolit dan sisanya berasal dari analisis terpisah terhadap data frekuensi panjang yang dikumpulkan pada tahun 1984, 1988 dan 1989. Nilai-nilai hasil perhitungan untuk konstanta K dan L8 adalah 2,16 dan 105 mm yang diperoleh dari kurva pertumbuhan berdasarkan otolit. Hal ini sesuai dengan nilai rata-rata K = 2,1 dan L8 = 97,3 mm yang diperoleh dari data frekuensi panjang. Dari hasil penelitian bisa disimpulkan bahwa pertambahan otolit menyediakan cara yang berguna untuk menduga pertumbuhan harian Stolephorus nelsoni dewasa.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Pengaruh Karbon, Nitrogen dan Sulfur Terhadap Reproduksi Jamur

donasi dg belanja di Toko One


Sebagian besar studi nutrisi jamur difokuskan pada pertumbuhan sel-sel vegetatif. Bagaimanapun, telah ditunjukkan bahwa beberapa jenis substrat yang mendorong pertumbuhan vegetatif ternyata menghambat reproduksi seksual pada jamur Achlya. Penelitian telah dilakukan untuk mengamati kemampuan berbagai jenis sumber karbon dan nitrogen dalam mendukung pertumbuhan vegetatif maupun repdroduksi seksual pada jamur Pythium, dan memperoleh hasil bahwa ada substrat-subtsrat yang dapat menghambat reproduksi seksual. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya variasi rasio karbon dan nitrogen yang dibutuhkan jamur. Lebih lanjut, beberapa peneliti mengamati hubungan antara rasio karbon-nitrogen dalam medium dengan reproduksi seksual pada jamur Phytophthora. Pengaruh perbedaan sumber sulfur dan nitrogen terhadap pembentukan oogonia telah diamati oleh beberapa peneliti pada Aphanomyces euteiches Dreschler.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Senin, 23 Januari 2017

Keragaman Spesies, Habitat dan Makanan Stolephorus

donasi dg belanja di Toko One


Longhurst dan Pauly (1987), berdasarkan beberapa laporan penelitian, menyatakan bahwa ikan engraulidae kecil yang paling penting bagi perikanan tropis mungkin adalah ikan teri Stolephorus, yang diperkirakan ada 19 – 20 spesies di daerah Laut Cina Selatan dan Filipina. Misalnya Stolephorus amboiensis yang mendominasi perikanan umpan tuna di beberapa daerah di Pasifik barat. Kebanyakan Stolephorus adalah ikan pesisir yang menggerombol; namun Stolephorus punctifer merupakan spesies oseanik stenohalin yang ditemukan pada jarak lebih dari 500 km dari pantai. Ada kemungkinan terjadinya migrasi antar-pulau tetapi diduga tidak ada gerakan antar-daerah utama. Beberapa spesies (Stolephorus commersoni, Stolephorus indicus) merupakan ikan penghuni paparan benua yang hanya sekali-sekali memasuki perairan payau. Spesies lainnya (Stolephorus bataviensis, Stolephorus heterolobus) lebih terbatas di pesisir dan zona neritik (zona perairan dangkal di sekitar benua sampai tepi paparan benua), sementara spesies lain (Stolephorus tri, Stolephorus macrops) paling melimpah di dekat mulut sungai dan sering memasuki perairan payau. Sebagian spesies (Stolephorus indicus, Stolephorus batavius) memakan terutama zooplankton, sedang spesies lainnya (Stolephorus heterolobus) bersifat lebih selektif dan dapat juga mengkonsumsi fitoplankton. Ada korelasi positif antara kelimpahan zooplankton di Selat Singapura dan kelimpahan Stolephorus, yang membentuk bagian penting biomas ikan pelagis.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Pengaruh Diatom Terhadap Distribusi Seng dan Tembaga Dalam Air Danau

donasi dg belanja di Toko One


Reynolds dan Hamilton-Taylor (1992) mengukur konsentrasi seng (Zn) dan tembaga (Cu) terlarut bersama dengan biomas (jumlah alga, karbon organik dan klorofil-a) serta zat hara mikro (fosfor dan silika) selama periode 8 minggu, di mana dalam periode waktu tesebut terjadi ledakan populasi diatom Asterionella. Distribusi seng terlarut tampaknya dipengaruhi oleh siklus alga. Dalam periode ketika diatom mencapai maksimum, konsentrasi seng terlarut berkorelasi (P < 0,01) secara positif dengan konsentrasi fosfat dan silikat, yang menunjukkan rasio atom karbon : fosfor : seng sebesar 1,06 : 1 : 0,034, dan berkorelasi negatif dengan konsentrasi klorofil-a. Setelah terbentuk stratifikasi, konsentrasinya di epilimnion (lapisan atas air danau) secara nyata (P < 0,01) lebih sedikit daripada di hipolimnion (lapisan bawah air danau). Distribusi tembaga terlarut tidak dipengaruhi oleh ledakan populasi diatom musim semi. Seng disingkirkan dari air danau dan masuk ke sedimen bersama fitoplankton yang mati dan mengendap ke dasar danau, tetapi efek proses ini terhadap siklus tembaga bisa diabaikan.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Penurunan Kesuburan Danau Akibat Pengendapan Kalsium Karbonat

donasi dg belanja di Toko One


Welch (1952) menyatakan bahwa penyingkiran secara permanen sejumlah besar kalsium dan karbon dioksida yang terikat dalam bentuk monokarbonat terjadi bila keadaannya sedemikian hinga endapan zat-zat hara tersebut tertutup oleh sedimen lain dan tidak bisa bersentuhan langsung dengan lapisan air di atasnya. Berbagai proses sedimentasi bisa mengubur endapan kalsium karbonat secara permanen. Sampel sedimen yang diambil secara vertikal sering menunjukkan endapan kalsium karbonat yang berlapis-lapis di dasar danau. Metode sampling vertikal yang sama menunjukkan adanya endapan kalsium karbonat yang terkubur di dalam danau-rawa dan basin lain yang mengalami sedimentasi dengan cepat. Bahkan pengadukan dasar danau yang biasa terjadi sudah cukup untuk menyebabkan material dasar tersebut kemudian menutupi endapan kalsium karbonat sehingga menghalanginya bersentuhan dengan air. Masuknya air sungai ke danau yang membawa tanah liat pada saat hujan deras atau pada saat mencairnya salju musim semi menyebabkan tanah liat yang sulit ditembus air itu mengendap ke dasar danau dan menutupi endapan kalsium karbonat yang telah terbentuk sebelumnya. Penyingkiran kalsium yang berikatan dengan karbon dioksida dan penyingkiran magnesium yang berikatan dengan karbon dioksida yang terjadi terus-menerus ini menunjukkan dengan jelas pentingnya mengganti zat-zat hara tersebut guna mempertahankan produktivitas (kesuburan) danau. Hamparan endapan kalsium karbonat di bawah permukaan tanah di belakang tepi danau merupakan saksi bisu bahwa tempat itu dulu merupakan bekas danau yang kehilangan zat-zat hara pentingnya. Bila laju penyingkiran zat-zat hara tersebut melebihi laju penggantiannya maka produktivitas danau mulai berkurang meskipun ada proses-proses lain yang meningkatkan ketersediaan zat-zat hara jenis lainnya; dan sekarang danau seperti ini bisa menjadi salah satu danau gersang yang ketiadaan mahluk hidupnya sangat menarik perhatian.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Jumat, 20 Januari 2017

Siklus Karbonat – Karbon Dioksida Di Danau

donasi dg belanja di Toko One


Welch (1952) menyatakan bahwa beberapa proses kimia di danau secara otomatis merampas, untuk sementara atau selamanya, dua komponen penting dari air danau, yaitu kalsium (dan sampai beberapa kisaran, magnesium) dan karbon dioksida. Penyingkiran karbon dioksida dari air danau dalam bentuk karbonat tak terlarut adalah bersifat sementara hanya bila endapan karbonat tetap bersentuhan langsung dengan air di atasnya dan bila periode produksi karbon dioksida bebas memungkinkan proses pengubahan monokarbonat menjadi bikarbonat terlarut, sehingga bisa mengembalikannya ke dalam air. Sirkulasi karbon dioksida ini jauh lebih rumit di perairan dangkal di mana gerakan air bisa mendistribusikan kembali bikarbonat terlarut; tetapi di daerah-daerah yang dalam bikarbonat hasil proses pengubahan tersebut hanya bisa didistribusikan oleh difusi yang sangat lambat dan oleh gerakan air yang begitu lemah dan sering tak berarti sebagaimana yang terjadi di daerah hipolimnion, sehingga sirkulasi yang efektif harus menunggu terjadinya overturn (pembalikan massa air danau).

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Siklus Zat-Zat Hara Pada Bidang Batas Sedimen-Air Di Danau

donasi dg belanja di Toko One


Lazzaretti et al. (1992) menganalisis fosfor, besi, mangan dan sulfur di dalam sampel air dari bidang batas sedimen-air yang dikumpulkan pada empat waktu yang secara musim berbeda dalam setahun di dua lokasi sampling di basin selatan Danau Lugano (Lago di Lugano). Hasilnya menunjukkan kuatnya pengaruh proses-proses biogeokimia di dalam sedimen terhadap komposisi kimia air di atas sedimen tersebut. Konsumsi oksigen dan nitrat pada kondisi oksik (oksigen cukup) sampai mikrooksik (oksigen sangat sedikit) dalam kolom air serta – akibatnya – pelepasan besi dan mangan tereduksi pada kondisi anoksik (tidak ada oksigen) telah diamati sebagai akibat langsung atau tak langsung dari penguraian bahan organik oleh mikroba. Pola musiman untuk pelepasan dan penahanan mangan dan besi tereduksi terlarut berhubungan erat dengan proses serupa untuk fosfat terlarut. Siklus besi, mangan dan fosfor berhubungan erat di dalam sedimen. Kedua tipe sedimen bertindak sebagai penampung hidrogen sulfida dan sulfat. Siklus sulfur dalam-sedimen diduga melengkapi siklus besi, mangan dan fosfor dengan menguraikan bahan organik. Siklus zat hara pada bidang batas sedimen-air dengan demikian dikendalikan oleh mekanisme “pompa ion” yang diatur oleh mikroba.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Pengaruh Fosfor Terhadap Kekeruhan Danau

donasi dg belanja di Toko One


van Liere et al. (1991) melaporkan bahwa Danau Loosdrecht di Belanda mengalami – akibat meningkatnya beban fosfor dari luar – perubahan dari danau yang jernih dengan sedikit makrofita, melalui periode waktu dengan pertumbuhan characea yang melimpah, menjadi danau keruh yang didominasi oleh cyanobakteri dan material detritus. Eutrofikasi diatasi dengan memanfaatkan sistem selokan dan mengurangi kandungan fosfor dari pasokan air. Pengurangan beban fosfor eksternal yang diakibatkan oleh tindakan tersebut tidak menyebabkan secara nyata penurunan kekeruhan oleh partikel tersuspensi. Hal ini bisa dikarenakan oleh tingginya beban fosfor internal, baik yang disumbangkan oleh sedimen maupun oleh ikan. Bagaimanapun, konsentrasi klorofil Danau Loosdrecht tidak meningkat lebih jauh. Konsentrasi maksimum fosfor total berkurang sebanyak kira-kira 10 % per tahun. Klorofil-a tidak terlihat memberikan reaksi yang nyata.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Selasa, 17 Januari 2017

Pengaruh Pemangsaan Terhadap Migrasi Vertikal dan Petumbuhan Daphnia

donasi dg belanja di Toko One


Dawidowicz and Loose (1992) mempelajari parameter-parameter sejarah hidup Daphnia magna yang ditumbuhkan secara individual di dalam tabung-tabung sepanjang 1 meter berarus mengalir dan berstratifikasi termal pada kondisi selalu banyak makanan (2,0 mg karbon/liter). Setiap individu bisa bermigrasi dengan bebas di dalam tabung dan kedalaman migrasi ini dicatat pada selang waktu yang teratur. Separuh tabung-tabung ini menerima air dari akuarium berisi ikan. Daphnia di dalam tabung tinggal di kedalaman selama siang hari dan naik ke permukaan pada malam hari, sehingga menunjukkan perilaku migrasi vertikal harian “normal”. Separuh tabung sisanya dipasok dengan air yang sama, tetapi tanpa ikan. Daphnia di dalam tabung ini tidak menunjukkan migrasi harian, tetapi tinggal di lapisan atas yang airnya hangat pada siang dan malam hari. Daphnia yang bermigrasi dalam tabung berisi air bekas ikan tumbuh pada laju (0,21/hari), hanya sepertiga dari laju pertumbuhan Daphnia penghuni tabung berisi air tanpa ikan (0,57/hari). Sebagian besar perbedaan antar perlakuan disebabkan oleh lebih rendahnya suhu yang dihadapi Daphnia yang bermigrasi. Bagaimanapun, percobaan tanpa stratifikasi termal menunjukkan bahwa keberadaan zat-zat kimia asal-ikan dalam air secara nyata menghambat pertumbuhan Daphnia.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Pengaruh Pemangsaan Terhadap Populasi Daphnia

donasi dg belanja di Toko One


Irvine et al. (1991) meneliti pengaruh peniadaan tekanan pemangsaan oleh ikan terhadap Daphnia di danau dengan menggunakan karamba di Hoveton Great Broad, salah satu danau eutrofik dangkal di Norfolk Broadland di timur Inggris. Karamba dirancang sedemikian hingga fitoplankton bebas keluar masuk tetapi cladocera dan ikan tidak dapat. Populasi Daphnia di dalam karamba meningkat dan berlanjut sampai periode yang lebih lama pada musim panas dibandingkan dengan populasi yang ada di perairan terbuka di danau itu. Tidak ada penurunan mutu fitoplankton makanan akibat berlangsungnya musim panas dan akibat meningkatnya jumlah cyanophyta, terutama yang bersel kecil. Pengukuran laju makan pada Daphnia menunjukan bahwa laju makan, tetapi bukan efisiensi asimilasi, menurun dengan bertambahnya ukuran fraksi makanan. Analisa makanan pada ikan cyprnidae O+ (umur 0 tahun lebih) di danau menunjukkan bahwa ikan ini tetap memangsa zooplankton kecil, terutama Bosmina longirostris. Perkembangan musiman ikan muda adalah berhubungan dengan penurunan populasi Daphnia yang ada di danau dan mungkin disebaban oleh lebih besarnya kemampuan ikan O+ untuk memakan mangsa yang lebih besar.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Pengaruh Ukuran Pemangsa Terhadap Laju Pemangsaan Dapnia

donasi dg belanja di Toko One


Butler dan Burns (1993) meneliti pengaruh ketersediaan mangsa terhadap laju pemangsaan pada tungau air, Piona exigua, dengan tujuan untuk menentukan kisaran dampak pemangsa ini terhadap populasi spesies mangsanya. Piona exigua merupakan invertebrata pemangsa dominan di beberapa danau di New Zealand. Kedua peneliti mempelajari respon-respon fungsional Piona pada bebagai kondisi dan membandingkan hasil-hasilnya dengan menggunakan “analisis kurva paralel” dan sebuah metode pendugaan parameter-parameter kurva. Laju pemangsaan terhadap berbagai cladocera menunjukkan “ambang batas” ukuran mangsa di mana laju pemangsaan berubah mendadak. Nilai-nilai ambang batas ini adalah khas untuk setiap ukuran pemangsa. Piona betina, jantan dan nimfanya menunjukkan laju pemangsaan tertinggi terhadap Daphnia carinata, Ceriodaphnia dan Chydorus, berturut-turut.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Senin, 16 Januari 2017

Fluktuasi Aktivitas Pemangsaan Terhadap Daphnia

donasi dg belanja di Toko One


Rudstam et al. (1993) menganalisis data 14 tahun (1976 – 1989) mengenai ikan planktivora (pemakan plankton) dan zooplankton dari Danau Mendota, Wisconsin. Laju pemangsaan terhadap plankton berubah selama periode ini, terutama akibat fluktuasi ikan cisco (Coregonus artedi) kelas tahun 1977 yang mendominasi aktivitas pemangsaan plankton selama periode 10 tahun. Aktivitas pemangsaan terhadap plankton meningkat antara tahun 1977 dan 1978 akibat peningkatan biomas ikan kelas tahun tersebut dan penurunan biomasnya pada bulan Agustus 1987 setelah kejadian “summer kill” (kematian masal di musim panas) ikan cisco di danau ini. Kelas tahun ikan yellow perch (Perca flavescens) dan kelas tahun cisco lainnya menyumbangkan kurang dari 25 % total pemangsaan plankton selama tahun 1978 sampai 1987. Analisis rangkaian waktu menunjukkan bahwa fluktuasi 10 tahun laju pemangsaan plankton ini adalah berkaitan dengan perubahan spesies dan biomas Daphnia. Perubahan musiman dan antar-tahun dalam hal komposisi spesies Daphnia disebabkan oleh efek gabungan pemangsaan plankton, dinamika sumberdaya makanan, dan ekologi fisiologi dua spesies Daphnia. Tidak ada efek nyata peningkatan pemangsaan plankton terhadap biomas zooplankton total karena diimbangi oleh meningkatnya kelimpahan kopepoda cyclopoid sementara kopepoda calanoid tidak memberikan respon.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Perilaku Daphnia Menjauhi Tepi Danau Untuk Menghindari Pemangsaan

donasi dg belanja di Toko One


Gliwicz dan Rykowska (1992) melaporkan bahwa distribusi dua spesies Daphnia yang dominan di sebuah danau eutrofik, Danau Ros, menunjukkan perbedaan kelimpahan antara dekat-pantai dan jauh-pantai dengan penurunan dramatis ke arah dekat-pantai, yang menunjukkan kuatnya perilaku “menghindari pantai”. Bagaimanapun, lebih kecilnya ukuran tubuh dan lebih kecilnya kelompok individu kedua populasi yang ada di dekat pantai menunjukkan bahwa lebih rendahnya kepadatan populasi setiap spesies di dekat-pantai adalah lebih disebabkan oleh pengaruh langsung tingginya mortalitas individu yang berukuran lebih besar dan individu dalam kelompok besar karena mereka lebih rentan terhadap pemangsaan oleh ikan pantai, yang didominasi oleh juvenil ikan perch. Data hidroakustik dan data hasil tangkap trawl menunjukkan bahwa ikan perch muda berenang ke lepas pantai pada petang hari untuk memakan zooplankon pelagis, tetapi aktivitas makan mereka tidak seefisien pada malam hari ketika mereka mencapai kumpulan Daphnia paling jauh di tengah danau. Resiko pemangsaan yang tinggi di sekitar pantai danau bisa dianggap sebagai faktor terakhir di belakang evolusi perilaku menghindari pantai pada zooplankton.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Media Pertumbuhan dan Kebutuhan Nutrisi Jamur Air

donasi dg belanja di Toko One


Tujuan utama sebagian besar studi nutrisi jamur adalah mengembangkan media sintetis agar jamur dapat tumbuh optimal di mana media tersebut relatif mudah disiapkan. Bagaimanapun, beberapa penelitian penting telah dilakukan dengan media campuran. Di alam, jamur tumbuh dalam media campuran dari berbagai jenis substrat, jadi bukan satu jenis substrat saja sebagai sumber karbon dan energinya. Pertumbuhan Phytophthora pada media minyak sayur dan jenis-jenis lemak lainnya telah diamati. Leptomitus dan Saprolegnia tumbuh subur pada media campuran asam amino. Pengaruh satu komponen campuran terhadap pemanfaatan komponen lainnya telah diamati oleh beberapa peneliti. Pada Allomyces, penambahan sedikit glukosa ke dalam medium pertumbuhan merangsang jamur untuk memanfaatkan fruktosa dan manosa dengan mempercepat fase-lambat (lag phase). Telah dibuktikan bahwa asam amino asparagin, arginin, sitrulin, ornitin, asam glutamat dan prolin juga merangsang pemanfaatan manosa oleh Allomyces. Telah dilakukan pengamatan terhadap pertumbuhan Aphanomyces pada media campuran glukosa, manosa dan galaktosa. Jamur ini tumbuh baik pada media glukosa sebagai sumber karbon dan tumbuh jelek pada media manosa maupun galaktosa. Laju pertumbuhan jamur pada media campuran manosa dan galaktosa, manosa dan glukosa, serta galaktosa dan glukosa kira-kira sama dengan laju pertumbuhan pada media glukosa saja di mana jumlah total gula pada setiap media sama. Pada jamur Apodachlya sejumlah kecil metionin dapat menghambat pertumbuhan jamur pada media yang mengandung asam glutamat sebagai sumber karbon. Campuran leusin dan glukosa memungkinkan jamur tumbuh lebih baik dibandingkan bila jamur ditumbuhkan pada media leusin saja atau glukosa saja khususnya pada jamur Leptomitus.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Variasi Sifat-Sifat Fisiologis Antar Klon Skeletonema

donasi dg belanja di Toko One


Gallagher and Alberte (1985) mempelajari variasi fisiologis di antara klon-klon diatom laut Skeletonema costatum (Grev.) Cleve yang berbeda secara genetik, yang merupakan wakil dari populasi spesies musiman dominan di Teluk Narragansett, dengan tujuan penelitian untuk menentukan strategi kelangsungan hidup optimal sebagai respon terhadap perubahan intensitas cahaya. Klon-klon tersebut menunjukkan perbedaan dalam hal laju pertumbuhan, kandungan pigmen seluler, jumlah PSU-RCI dan PSU-RCII, rasio RCI/RCII serta kapasitas fotosintetik per sel. Laju pernafasan dan nilai Ic (irradiance compensation; kompensasi iradian) tidak bervariasi antar klon. Setiap klon yang diuji menunjukkan ciri fotosintetik atau mekanisme fotoadaptif yang berbeda-beda. Perbedaan besar antar klon dalam hal sifat fotoadaptif menunjukkan bahwa evolusi tipe ekologi musiman Skeletonema costatum bukanlah peristiwa yang baru terjadi. Perpaduan sifat-sifat fotosintetik yang tergantung-sel dan yang tidak tergantung-sel pada setiap klon dan, dengan demikian, kelompok-kelompok genetik yang mewakili mereka, sebagian bertanggung jawab atas pola musiman kelimpahan populasi diatom ini di ekosistem Teluk Narragansett.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Pengaruh Tembaga Terhadap Pertumbuhan Skeletonema

donasi dg belanja di Toko One


Metaxas and Lewis (1991) mempelajari pengaruh peningkatan konsentrasi tembaga terhadap pertumbuhan dua diatom laut, Skeletonema costatum dan Nitzschia thermalis. Skeletonema costatum tidak tumbuh pada konsentrasi tembaga di atas 5 x 10-7 (pCu = 8,4) dan Nitzschia thermalis tidak tumbuh di atas konsentrasi tembaga 6 x 10-7 (pCu = 8,36). Skeletonema menunjukkan peningkatan laju pertumbuhan dan “lag phase” (fase tertinggal) sejalan dengan peningkatan konsentrasi tembaga (dan penurunan pCu). Sebaliknya, Nitzschia menunjukkan penurunan laju pertumbuhan. Tidak ada pengaruh terhadap lag phase yang diamati untuk spesies ini. Perbedaan tipe respon yang ditunjukkan oleh Skeletonema dan Nitzschia disebabkan oleh perbedaan mekanisme toleransi. Toleransi tembaga pada kedua spesies ada di dalam kisaran yang diharapkan, sebagaimana ditunjukkan oleh penelitian pedahuluan terhadap spesies yang sama atau spesies yang mirip.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Kinetika Penyerapan Nitrat Oleh Diatom Laut Skeletonema costatum

donasi dg belanja di Toko One


Collos et al. (1992) meneliti respon sistem penyerapan nitrat terhadap konsentrasi nitrat pada kisaran 1 sampai 500 mikroM dengan menggunakan isotop radioaktif N-13 untuk dua diatom laut (Skeletonema costatum dan Thalassiosira weissflogii) pada berbagai kondisi nutrisi nitrogen. Kinetika kejenuhan klasik telah diamati pada kisaran konsentrasi yang lebih rendah (1 – 40 mikroM), tetapi peningkatan penyerapan lebih lanjut telah diamati di atas 60 mikroM. Konsentrasi nitrat intraseluler antara 5 dan 17 mM menunjukkan bahwa hal ini merupakan sistem penyerapan aktif, bukannya difusi, yang bertanggung jawab atas penyerapan pada kadar nitrat eksternal yang tinggi itu.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Jumat, 13 Januari 2017

Sedimentasi Sel Skeletonema Setelah Mengalami Ledakan Populasi

donasi dg belanja di Toko One


Olesen (1993) meneliti laju sedimentasi selama periode 9 minggu; selama periode ini terjadi fluktuasi kelimpahan fitoplankton musim semi di selatan Kattegat. Ledakan populasi fitoplankton yang secara total didominasi oleh Skeletonema costatum terjadi lebih awal bila dibandingkan kejadian tahun-tahun sebelumnya dan mencapai maksimum pada pertengahan Februari bersamaan dengan stabilnya pycnocline (perbedaan densitas kolom air vertikal) pada awal Februari. Sedimentasi PON (particulate organic nitrogen; partikel nitrogen organik) berlangsung selama periode yang bersesuaian dengan ketersediaan nitrat pada awal ledakan populasi musim semi; hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar produksi baru musim semi mengendap ke dasar perairan. Sebagian besar POC (particulate organic carbon; partikel karbon organik) dalam masa air terdiri dari detritus; materi yang mengendap hampir seluruhnya berasal dari fitoplankton utuh. Banyak sel diatom yang tenggelam membentuk gumpalan selama periode penurunan ledakan populasi, bersamaan dengan meningkatnya penenggelaman seluruh komunitas. Penurunan konsentrasi oksigen di bawah- pycnocline berakhir tiga minggu setelah puncak ledakan populasi musim semi dan bersesuaian dengan 73 % kebutuhan oksigen materi yang mengedap.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Keberadaan Skeletonema costatum dan Skeletonema tropicum di Perairan Jepang

donasi dg belanja di Toko One


Ueno (1991) melaporkan bahwa di perairan Jepang, Skeletonema costatum memulihkan diameter selnya pada musim panas dan awal musim gugur. Skeletonema tropicum hanya ada selama periode dari musim panas sampai awal musim dingin, dan sel pasca auxospora diperoleh pada awal kemunculannya. Berdasarkan distribusi Skeletonema tropicum dan kondisi hidrografik, Skeletonema tropicum merupakan populasi allogenic (dari luar) yang diangkut oleh Arus Tsushima. Pada percobaan kultur Skeletonema tropicum didapat hubungan positif antara diameter sel dan laju pembelahan sel, serta antara diameter sel dan laju penyusutan diameter sel. Penurunan laju pembelahan sel dan laju penyusutan diameter sel tampaknya menjadi ciri tahun keberadaan Skeletonema costatum di perairan Jepang.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Dinamika Produktivitas Perairan Yeng Tercermin Dalam Perubahan Kelimpahan Organisme Bersilikat

donasi dg belanja di Toko One


Romero et al. (2002) meneliti aliran air yang membawa organisme berkarbonat dan bersilikat, serta sinyal isotop d15N pada perangkap sedimen selama 1 tahun di daerah pelagis Namibia Upwelling, sekitar 29°LS, 13°BT dalam Sistem Benggala tengah. Aliran tersebut menunjukkan pola bimodal (berpuncak-dua) musiman dengan puncak-puncak utama pada musim panas, kemudian menurun menjadi sedang sampai rendah pada musim gugur dan musim semi. Fraksi kalsium karbonat mendominasi ekspor partikel sepanjang tahun, diikuti oleh fraksi litogenik dan opal biogenik. Plankton foraminifera dan coccolithophoridae merupakan komponen utama fraksi karbonat, sedang diatom dengan jelas mendominasi fraksi opal biogenik. Komposisi isotop d15N dalam partikel berkorelasi positif dengan total massa aliran selama musim panas dan musim gugur, sedang korelasi negatif terjadi selama musim dingin dan musim semi. Perubahan musiman dalam hal intensitas proses-proses oseanografi utama yang mempengaruhi daerah Namibia Upwelling bisa diduga berdasarkan variasi komponen yang terbawa dalam aliran air, dan berdasarkan pola keragaman spesies individual atau kelompok spesies. Pengaruh upwelling Namaqua (Hondeklip), berdasarkan migrasi filamen korofil lepas pantai, adalah lebih kuat pada musim panas, sedang aliran maksimum pada musim dingin tampaknya mencerminkan produksi di daerah itu, sementara upwelling di pesisir dan di paparan benua memberikan pengaruh yang lebih kecil. Pada basis tahunan, jenis mikroorganisme dominan sangat bersesuaian dengan flora dan fauna perairan tropis/sub tropis, dengan organisme dekat-pantai memberikan sumbangan sedikit. Keberadaan spesies yang bersamaan dengan berbagai daya tarik ekologi membuktikan bahwa lokasi penelitian merupakan daerah peralihan dengan keragaman hidrografi yang besar selama jangka waktu yang singkat.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Kamis, 12 Januari 2017

Hubungan Konsentrasi Silikat Dalam Air Laut Dengan Produktivitas Primer

donasi dg belanja di Toko One


Gopinathan dan Rodrigo (1988) meneliti produktivitas primer dan parameter-parameter terkait di perairan pantai Tuticorin, India, selama tahun 1985 – 1987. Siklus tahunan produksi primer menunjukkan tiga periode puncak, pertama selama Maret – April, kedua selama Juli dan ketiga selama September – Oktober. Produksi rendah terjadi pada bulan-bulan musim dingin November – Januari. Rata-rata produksi primer diduga sebesar 350 mgC/m3/hari dengan nilai-nilai yang relatif lebih tinggi sebesar 1.600 mgC/m3/hari pada bulan April dan nilai-nilai serendah 114 mgC/m3/hari diamati pada bulan November. Konsentrasi klorofil-a menunjukkan hubungan langsung dengan produksi primer. Parameter-parameter hidrologis yang mencakup zat-zat hara dalam kolom air memperlihatkan fluktuasi musiman yang jelas. Zat-zat hara terutama fosfat dan silikat menunjukkan hubungan terbalik dengan produksi primer, sedangkan nitrat berkorelasi positif. Ledakan populasi Trichodesmium theibautii selama musim panas (April – Juni) dan dinoflagelata selama musim timur-laut (Oktober – Desember) diamati sebagai fenomena yang teratur. Kelompok fitoplankton dominan penting yang ditemukan dalam penelitian ini adalah spesies-spesies diatom Chaetoceros, Skeletonema dan Thalassiosira serta fitoflagelata seperti Isochrysis, Pavlova, Chromulina dan Dicrateria.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Upwelling Sebagai Pengendali Aktivitas Biogeokimia Silikat

donasi dg belanja di Toko One


Prego dan Bao (1997) mempelajari karakteristik lokal upwelling di Galicia (Semenanjung Iberia barat laut) dalam kaitannya dengan pola silikat terlarut dalam kolom air laut dan distribusi opal dalam sedimen. Masukan air tawar, upwelling, mineralisasi-kembali dan sedimentasi dipertimbangkan. Masukan silikat air tawar tidak penting selama musim upwelling. Upwelling merupakan proses utama pengendali aktivitas biogeokimia silikat di zona pesisir. Area mineralisasi-kembali silikat dalam kolom air dan area kelimpahan opal dalam sedimen permukaan adalah sama. Hal ini secara bersama-sama menentukan batas pengaruh upwelling di pesisir dan berbagai efek lokalnya. Upwelling di Galicia penting di tiga daerah sekitar : Cape Finisterre, Cape Prior dan La Corun˜a Canyon. Upwelling di selatan Finisterre lebih intensif dan lebih dekat ke pesisir. Ke arah utara, upwelling ini terputus-putus dan jauh dari pesisir, menjadi dekat dengan tepi paparan benua.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Proses Non Biologis Penyingkiran Silikat Dari Air Laut

donasi dg belanja di Toko One


Liss dan Spencer (1970) meneliti proses-proses yang dialami silikat reaktif terlarut di Sungai Conway ketika mengalir melalui bagian estuari sungai tersebut. Ada bukti terjadinya penyingkiran non biologis yang cepat terhadap 10 sampai 20 % silikat reaktif dari larutan. Penyingkiran ini tergantung pada keberadaan partikel material anorganik dalam suspensi. Di Estuari Conway, partikel material dalam suspensi tampaknya dihasilkan akibat pengadukan pasang surut terhadap endapan dasar estuari. Percobaan laboratorium membuktikan bahwa baik material tersuspensi maupun elektrolit air laut harus ada agar reaksi ini bisa terjadi. Sebagian besar silikat yang melekat tampaknya terikat lebih kuat pada fase padat.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Rabu, 11 Januari 2017

Metode Penentuan Konsentrasi Silikat Dalam Air Laut

donasi dg belanja di Toko One


Armstrong (1951) mengulas hasil-hasil penelitian mengenai metode penentuan konsentrasi silikat dalam air laut. Silikon dalam air laut bisa ada dalam bentuk suspensi (melayang-layang di dalam kolom air), partikel tanah liat atau pasir, sebagai komponen diatom dan lain-lain, atau dalam bentuk larutan. Sebagian silikon dalam larutan ada dalam bentuk silikat. Konsentrasi silikat biasanya diduga dengan metode kolorimetrik Diénert & Wandenbulcke, yang memanfaatkan warna kuning asam silikomolibdik yang terbentuk ketika amonium molibdat dan asam sulfur ditambahkan ke air. Warna ini kemudian dibandingkan dengan warna larutan standar asam pikrik atau kalium kromat. Metode tersebut sederhana tetapi warna dalam air laut sering samar dan tidak mudah disesuaikan secara penglihatan, juga intensitas warnanya berkorelasi kurang erat dengan konsentrasi silikat. Warna yang dihasilkan dalam air laut kurang kuat daripada dalam larutan standar yang dibuat dari air suling dan “kesalahan garam” ini harus diperhatikan.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Pengaruh Salinitas Terhadap Distribusi Ikan dan Kelarutan Oksigen

donasi dg belanja di Toko One


Boyd (1982) menyatakan bahwa salinitas bisa dinaikkan dengan gipsum atau garam dapur (NaCl). Salinitas yang lebih tinggi dari 1.500 – 2.000 mg/liter membutuhkan garam dapur karena terbatasnya kelarutan gipsum. Kedua bahan kimia ini tampaknya tidak bereaksi dengan lumpur dasar atau pun dengan komponen-komponen lain dalam air, dan tingkat pemberiannya mudah dihitung dari volume kolam.

Cyrus and Blaber (1992) mempelajari kekeruhan, salinitas dan pengaruh kedua faktor ini terhadap distribusi ikan selama dua setengah tahun di Estuari Embley di Australia utara tropis. Baik kekeruhan maupun salinitas bervariasi secara nyata selama setahun tetapi ada tiga pola tahunan yang tampak jelas. Ketiganya berhubungan dengan musim basah, musim kering awal dan musim kering akhir. Selama masing-masing musim ini timbul gradien kekeruhan dan gradien salinitas. Gradien kekeruhan dan salinitas bersambungan dengan yang ada di sekitar lingkungan laut Teluk Albatros. Tingkat dan kisaran kedua faktor ini terutama ditentukan oleh pola curah hujan musiman di daerah tangkapan hujan di Sungai Embley. Distribusi dan kelimpahan 45 spesies ikan yang paling umum telah dianalisis dalam kaitannya dengan pola kekeruhan, salinitas dan suhu di estuari ini. Data menunjukkann bahwa kepadatan ikan di dalam estuari berhubungan dengan kekeruhan dan salinitas tetapi tidak dengan suhu. Ada hubungan terbalik yang kuat antara kekeruhan dan salinitas. Catch per Unit Effort (CPUE) untuk setiap spesies telah ditentukan bagi setiap kisaran kekeruhan dan salinitas. Dari sini terlihat bahwa kekeruhan dan salinitas berkaitan dengan CPUE untuk 30 dari 45 spesies ikan yang dipelajari.

Boyd (1982) menyatakan bahwa kelarutan oksigen dalam air menurun dengan meningkatnya salinitas; setiap kenaikan salinitas sebesar 9.000 mg/l maka kelarutan oksigen menurun sebesar kira-kira 5 % dari kelarutan dalam air murni. Jadi, pengaruh salinitas terhadap kelarutan oksigen bisa diabaikan dalam perairan tawar.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Fluktuasi Salinitas Harian dan Musiman

donasi dg belanja di Toko One


Patnaik and Mishra (1990) mempelajari variasi musiman beberapa sifat fisika-kimia Estuaria Rushikulya, India. Suhu air permukaan bervariasi dari 20 sampai 34,5 oC, kejernihan air dari 6,3 sampai 12 cm, salinitas dari 28,3 sampai 32,8 ppt dan pH dari 6,77 sampai 7,35. Kejernihan dan salinitas menunjukkan distribusi bimodal (dua modus). Keberadaan larva Chanos berhubungan dengan faktor-faktor ini.

Selvam et al. (1992) mempelajari variasi harian faktor-faktor hidrologis di tiga biotop yang saling berhubungan yang mencakup perairan tawar, laut dan perairan payau hutan bakau di zona pesisir Kakinada, Andhra Pradesh, india. Sampel dikumpulkan pada selang waktu 3 jam selama periode 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di lingkungan laut salinitas bervariasi dari 26 ppt sampai 32 ppt, sedangkan di perairan hutan bakau nilainya berfluktuasi dari 12 ppt sampai 20 ppt, dan di kedua biotop ini salinitas menunjukkan fluktuasi tipe bimodal.

Longhurst dan Pauly (1987) menyatakan bahwa di beberapa paparan benua, massa air permukaan tropis banyak dipengaruhi oleh air buangan sungai dan diencerkan oleh hujan. Hal ini terjadi sebagai akibat estuarisasi terhadap paparan benua, atau akibat keberadaan massa air buangan sungai. Laut Jawa, di ujung selatan Laut Cina Selatan, memberikan contoh yang baik mengenai estuarisasi ini. Meskipun tidak ada sungai besar yang bermuara ke Laut Jawa, lapisan air permukaannya memiliki salinitas yang biasanya tidak melebihi 30 – 32 promil. Daerah dengan salinitas terendah bergerak maju-mundur di antara Pulau Kalimantan dan Jawa, tergantung pada musim.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Selasa, 10 Januari 2017

Hubungan Salinitas dan Daya Hantar Listrik (Konduktivitas) Air

donasi dg belanja di Toko One


Boyd (1982) menyatakan bahwa istilah salinitas menunjukkan konsentrasi total semua ion terlarut dalam air. Walaupun sering tidak praktis untuk mengukur semua ion dalam air, kemampuan air untuk menghantarkan arus listrik (daya hantar listrik) meningkat dengan bertambahnya salinitas. Jadi, alat pengukur daya hantar listrik (conductivity meter) bisa digunakan untuk mengukur daya hantar listrik, dan nilai konduktivitas ini menunjukkan derajat relatif salinitas. Ion berbeda-beda dalam hal kemampuannya menghantarkan arus listrik. Dengan demikian, hubungan antara daya hantar listrik dan salinitas bergantung sampai beberapa derajat pada proporsi ion-ion utama. Conductivity meter bisa digunakan di estuari untuk menduga salinitas secara langsung karena alat ukur ini sering mempunyai skala untuk pembacaan konduktivitas ataupun salinitas. Air tawar lebih bervariasi dalam hal proporsi ion-ion utamanya, sehingga suatu nilai konduktivitas biasanya tidak bersesuaian dengan suatu nilai salinitas tunggal. Namun demikian, konduktivitas bisa digunakan untuk menduga salinitas air tawar. Cara lain untuk memperoleh nilai dugaan salinitas adalah mengukur konsentrasi padatan terlarut total. Dalam air estuari, salinitas bisa diduga dari konsentrasi klorida menurut persamaan berikut :
Salinitas dalam mg/liter = 30 + (1,805 x konsentrasi klorida dalam mg/liter)
Konsentrasi klorida bisa diukur dengan metode titrasi atau diduga dengan alat refraktometer atau dengan alat hidrometer yang dikoreksi suhunya.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Kerusakan Jaringan Tubuh Ikan Akibat Kekurangan Vitamin E

donasi dg belanja di Toko One


Wilson et al. (1984) melakukan dua percobaan untuk mengevaluasi-kembali kebutuhan vitamin E pada anak ikan channel catfish. Makanan murni yang mengandung 1 % minyak hati ikan cod, 4 % lemak babi dan selenium secukupnya dan dilengkapi dengan DL-alfa-tokoferil asetat digunakan dalam kedua percobaan. Hasilnya menunjukkan bahwa nilai kebutuhan vitamin E yang dilaporkan sebelumnya, yang berdasarkan pada pertumbuhan dan perubahan patologis, adalah kurang dari nilai yang sebenarnya. Kebutuhan minimum vitamin E pakan dalam bentuk DL-alfa-tokoferil asetat adalah 50 mg/kg pakan berdasarkan data peroksidasi lipida yang dipicu-asam askorbat dalam mikrosom hati selama 16-minggu. Tidak ada perbedaan laju pertumbuhan atau efisiensi pakan pada kedua percobaan. Tidak ada perubahan patologis ataupun hematologis pada ikan yang diberi pakan berbagai dosis vitamin E selama 20 minggu,kecuali hemolisis sel darah merah, yang meningkat. Kerusakan jaringan hanya terjadi pada ikan yang menerima dosis 0 mg/kg pakan. Gangguan fisiologi yang disebut “multifocal splenic hemosiderosis” diamati pada ikan-ikan ini. “Multifocal splenic hemosiderosis” yang ringan terjadi pada jaringan pankreas di sekitar pembuluh hati. Jaringan pankreas tampaknya menyusut pada ikan yang diberi vitamin E dosis tinggi. Tidak ada kerusakan yang nyata pada jaringan-jarinan lain yang diamati.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Gejala Defisiensi Vitamin E Pada Ikan

donasi dg belanja di Toko One


Poston et al. (1976) melaporkan bahwa kekurangan (defisiensi) vitamin E dan selenium, secara bersamaan atau terpisah, pada ikan salmon Atlantik selama 4 minggu pertama pemberian pakan menyebabkan tingkat mortalitas menjadi dua kali lipat dibandingkan ikan yang diberi tambahan vitamin E (0,5 IU/gram pakan kering) maupun selenium (0,1 mikrogram/gram). Penambahan pakan selanjutnya dengan vitamin E maupun selenium menurunkan mortalitas secara nyata selama 2 minggu berikutnya. Ikan salmon besar (bobot awal rata-rata 0,9 gram), yang kekurangan vitamin E dengan atau tanpa selenium, menunjukkan tanda-tanda defisiensi sebagai berikut : anemia parah, insang pucat, anisocytosis, poikilocytosis, peningkatan konsentrasi protein dalam plasma darah, exudative diathesis (penimbunan nanah di bawah kulit atau di sekitar jantung), pigmen kulit memudar, peroksidasi yang dipicu asam askorbat secara in vitro dalam mikrosom hati, warna hati menjadi kuning-oranye, isi usus berwarna kuning coklat, pembengkakan gelembung renang, rendahnya konsentrasi vitamin E dalam daging dan jaringan hati, penyusutan otot, peningkatan konsentrasi lemak dan air dalam daging, dan respon terhadap penanganan ditandai dengan pingsan sementara dan aktivitas renang tersendat-sendat. Defisiensi selenium menghambat aktivitas glutation peroksidase dalam plasma darah. Penambahan selenium dengan vitamin E secara nyata meningkatkan aktivitas tokoferol dalam hati, tetapi tidak dalam jaringan daging. Penambahan vitamin E maupun selenium adalah penting untuk mencegah “muscular dystrophy” (penyusutan otot).

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Senin, 09 Januari 2017

Pengaruh Vitamin E Dalam Pakan Terhadap Konsentrasi Lipida dan Vitamin E Dalam Tubuh Ikan

donasi dg belanja di Toko One


Peng et al. (2008) melakukan percobaan pemberian pakan untuk mengevaluasi pengaruh konsentrasi vitamin E terhadap konsentrasi lipida dan aktivitas enzim antioksidan dalam hati ikan juvenil black seabream Acanthopagrus schlegeli yang diberi pakan mengandung minyak teroksidasi. Lima jenis pakan diformulasikan dengan memanfaatkan tepung ikan, tepung cumi dan tepung kedelai sebagai sumber protein, serta minyak ikan (yang dioksidasi hingga memiliki nilai peroksida POV 45 meq/kg minyak) sebagai sumber lipida. Penambahan a-tokoferil asetat (kemurnian 50 %) adalah sebanyak 0 mg/kg, 100 mg/kg, 300 mg/kg, 700 mg/kg dan 1 500 mg/kg pakan kering, berturut-turut. Ikan juvenile black seabream dengan berat awal 18,7 gram diberi pakan uji hingga tampak kenyang sebanyak dua kali sehari selama 9 minggu. Ada perbedaan nyata (P< 0,05) antar perlakuan dalam hal konsentrasi lemak tubuh, tetapi tidak ada perbedaan konsentrasi lemak dalam hati dan otot (P< 0,05). Konsentrasi vitamin E pakan berpengaruh secara nyata terhadap konsentrasi vitamin E hati. Konsentrasi vitamin E hati meningkat ketika konsentrasi vitamin E pakan meningkat. Peningkatan vitamin E pakan menurunkan secara nyata konsentrasi MDA hati (P< 0,05). Bagaimanapun, tidak ada perbedaan nyata antar-perlakuan penambahan vitamin E 100 mg/kg,300 mg/kg,700 mg/kg, juga tidak ada pada perlakuan penambahan vitamin E 700 mg/kg dan 1 500 mg/kg. Aktivitas Katalase, superoksida dismutase dan glutation-S-transferase dalam hati ikan berkurang secara nyata akibat penambahan vitamin E pakan (P< 0,05). Sebaliknya, glutation peroksidase dan glutation reduktase kurang terpengaruh oleh penambahan vitamin E pakan (P< 0,05). Sebagai kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan vitamin E pakan dapat menghentikan, sampai beberapa kisaran, sebagian proses peroksidasi lipida dalam pakan ikan yang mengandung minyak teroksidasi, sehingga mengurangi dampak negatif akibat stres tingginya pro-oksidatif pada ikan.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Pengaruh Konsentrasi Vitamin E Dalam Pakan Terhadap Konsentrasi Vitamin E Dalam Hati Ikan

donasi dg belanja di Toko One


Lim et al. (2010) telah melakukan penelitian untuk menentukan pengaruh peningkatan konsentrasi minyak ikan dalam pakan terhadap kebutuhan vitamin E serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan, status vitamin E dalam hati, dan komposisi perkiraan (proximate composition) asam lemak dalam jaringan tubuh ikan channel catfish. Pakan dasar murni (42 % protein dan 3.800 kcal DE/kg) diberi tambahan 6, 10 dan 14 % minyak ikan menhaden dan masing-masingnya diberi 50, 100 dan 200 mg vitamin E/kg (percobaan faktorial 3 x 3). Setiap pakan diberikan kepada juvenil ikan channel catfish dalam tiga akuarium acak sampai tampak kenyang sebanyak dua kali sehari selama 12 minggu. Perolehan berat, penelanan pakan dan rasio efisiensi pakan tidak dipengaruhi oleh konsentrasi minyak ikan, vitamin E atau interaksinya. Tingkat kelangsungan hidup pada akhir mingu ke 12 secara nyata lebih rendah untuk ikan yang diberi pakan mengandung 14 % minyak ikan, tanpa memperhatikan konsentrasi vitamin E. Konsentrasi air seluruh tubuh secara nyata berkurang dan konsentrasi lipida meningkat ketika konsentrasi lipida dalam pakan dinaikkan menjadi 10 atau 14 %. Konsentrasi vitamin E pakan tidak mempengaruhi komposisi perkiraan tubuh. Konsentrasi lipida dalam hati tidak dipengaruhi oleh konsentrasi minyak ikan dan vitamin E ataupun interaksinya. Indeks hepatosomatik menurun secara nyata dengan meningkatnya konsentrasi lipida tetapi tidak dipengaruhi oleh konsentrasi vitamin E dalam pakan. Vitamin E dalam hati meningkat dengan meningkatnya konsentrasi vitamin E dalam pakan tetapi menurun dengan meningkatnya konsentrasi minyak ikan. Komposisi asam lemak seluruh tubuh dan hati menunjukkan bahwa lipida pakan tidak dipengaruhi oleh konsentrasi vitamin E dalam pakan. Kejenuhan seluruh tubuh meningkat, sedangkan MUFA (mono unsaturetd fatty acid; asama lemak mono-tak-jenuh) menurun dengan meningkatnya konsentrasi minyak ikan dalam pakan. Kejenuhan hati tidak dipengaruhi oleh konsentrasi minyak ikan, tetapi MUFA dan asam lemak n-6 menurun dan meningkat, berturut-turut, dengan meningkatnya konsentrasi minyak ikan. Total asam lemak n-3 dan HUFA n-3 dalam kedua jaringan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi minyak ikan dalam pakan, tetapi hati menyimpan lebih banyak asam-asam lemak ini.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Kebutuhan Vitamin E Pada Ikan

donasi dg belanja di Toko One


Cowey et al. (1983) melakukan penelitian terhadap sekelompok ikan rainbow trout (rata-rata berat awal 14 gram) yang diberi pakan mengandung 10 % asam lemak yang berasal dari minyak ikan white fish dengan tambahan vitamin E (2-10 mg/100 g) selama 16 minggu. Berat ikan meningkat delapan kali pada akhir percobaan tetapi tidak ada perbedaan perolehan berat antar perlakuan, konversi pakan adalah sama untuk semua perlakuan, dan hanya sedikit mortalitas. Pada ikan trout yang diberi vitamn E berdosis paling kecil, konsentrasi vitamin E dalam jaringan yang paling sedikit ditemukan pada otot rangka, konsentrasinya di sebagian besar jaringan lunak lain adalah sekitar tiga kali konsentrasi dalam otot tetapi konsentrasi yang lebih tinggi ditemukan dalam otak. Peningkatan kerapuhan sel darah merah ditemukan pada ikan yang diberi sedikit vitamin E, dan peroksidasi lipida yang dipicu asam askorbat-Fe3+ di dalam mikrosom hati adalah menurun dengan meningkatnya vitamin E yang diberikan. Tidak ada atau sedikit malonaldehid yang dibentuk di dalam mikrosoma pada ikan yang diberi vitamin E sebanyak 5 mg per 100 g atau lebih. Nilai ini dianggap cukup atau aman. Mikrosom yang berasal dari otot ikan trout yang diberi sedikit vitamin E (2 mg/100 g pakan) lebih peka terhadap oksidasi secara in vitro daripada mikrosom yang berasal dari insang, jantung atau hati. Kerentanan mikrosom terhadap peroksidasi ditentukan oleh perbandingan antara vitamn E : asam lemak tak-jenuh yang dapat diperoksidasi di dalam membran mikrosom.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Minggu, 08 Januari 2017

Pengaruh Stres Terhadap Perilaku Ikan

donasi dg belanja di Toko One


Furevik et al. (1993) menyatakan bahwa perilaku meloncat-loncat dan berputar-putar pada ikan salmon Atlantik di dalam jaring apung bisa memberikan petunjuk penting tentang kondisi ikan. Aktivitas di permukaan air ini telah dipelajari pada ikan dalam jaring apung dalam hubungannya dengan faktor-faktor lingkungan dan prosedur operasional. Perilaku meloncat pada salmon dalam jaring apung berbeda dengan perilaku serupa ketika migrasi ke hulu sungai. Ikan biasanya mendarat di permukaan air dengan sisi tubuhnya, dan dalam sekitar 6 % loncatan dilaporkan bahwa ikan menabrak pagar jaring apung. Aktivitas meloncat ini jarang dilakukan pada musim dingin. Aktivitas meloncat meningkat dengan meningkatnya serangan kutu parasit dan berkurang setelah kutu tersebut hilang. Bagaimanapun, selama perlakuan kimiawi untuk menanganai serangan kutu parasit, aktivias meloncat adalah tinggi. Ketika berputar-putar, ikan perlahan-lahan mengenai permukaan air. Aktivitas berputar-putar berrvariasi antar hari, tetapi relatif konstan sepanjang tahun. Aktivitas berputar-putar meningkat setelah timbul berbagai gangguan, dan mungkin berkaitan dengan kehilangan gas gelembung renang selama situasi stres. Tingginya aktivitas berputar-putar dengan demikian menjadi petunjuk adanya stres akut, sedangkan tingginya aktivitas meloncat-loncat menunjukan tingginya serangan kutu parasit atau adanya stres akut.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Sabtu, 07 Januari 2017

Hubungan Stres dan Daya Tahan Terhadap Penyakit Ikan

donasi dg belanja di Toko One


Ellis (1981) dalam Pickering (1981) menyatakan bahwa stres berhubungan dengan daya tahan terhadap penyakit. Stres menyebabkan banyak perubahan sistem fisiologis ikan, termasuk sistem pertahanan tubuh yang mencakup respon-respon seperti perbaikan jaringan, fagositosis, peradangan serta respon spesifik dan non spesifik yang diperantarai oleh sistem limfa. Stres mempengaruhi banyak mekanisme pertahanan, menghambat beberapa proses dan merangsang proses-proses lainnya. Hal ini bisa menguntungkan atau merugikan bagi ikan, tergantung pada interaksi komplek antara faktor-faktor stres dan kondisi fisiologis ikan tersebut yang selanjutnya menentukan keberhasilan ikan beradaptasi terhadap situasi ini.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Hormon-Hormon Yang Terpengaruh Stres Pada Ikan

donasi dg belanja di Toko One


Matty (1985) melaporkan bahwa hormon yang konsentrasinya mungkin berubah akibat rangsangan stres pada ikan adalah hormon-hormon tiroid, prolaktin, angiotensis dan peptida-peptida neurohipofisa, yakni vasotosin dan isotosin. Mengherankan bahwa rangsangan stres tidak menyebabkan perubahan kadar hormon pertumbuhan. Bila ikan rainbow trout budidaya diangkut maka perlu dicatat bahwa kadar tiroksin dan triyodotironin dalam darah turun sampai 75 persen. Pemulihan ke kadar normal dilakukan dengan menyuntikkan hormon TSH. Mungkin stres merangsang faktor hipotalamus penghambat-TSH, tetapi hal ini hanya merupakan dugaan. Sebagai tambahan, hormon prolaktin tak diragukan memainkan peranan dalam respon stres akibat perubahan salinitas. Karena ia merupakan hormon penting bagi keseimbangan mineral-air yang mempertahankan permeabiltas membran terhadap ion dan air, maka perubahan salinitas akan mempengaruhi kadar prolaktin dalam plasma darah. Peranan hormon ini mungkin sepenting kortikosteroid dan katekolamin dalam kondisi ketika rangsangan stres menyebabkan ketidakseimbangan osmoregulasi.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Pengaruh Stres Terhadap Hormon Pada Ikan

donasi dg belanja di Toko One


Mazeaud et al. (1977) melaporkan bahwa penanganan ikan mendorong timbulnya gangguan berbagai parameter biologis yang telah banyak diteliti atau diulas dengan tujuan menganalisis dan menentukan stres yang ditimbulkannya. Penanganan ikan seperti penangkapan, transportasi, pemindahan dari air tawar ke air air laut dan vaksinasi menimbulkan beberapa jenis stres yang mendorong ikan meronta-ronta, mengalami hipoksia, kejutan suhu dan kejutan osmotik. Banyak jenis stres membawa akibat yang mematikan. Kematian yang lambat dan kondisi yang menyedihkan mungkin tidak tampak untuk sementara waktu setelah ikan mengalami stres. Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan bahwa stres pada ikan diikuti oleh cepatnya perubahan konsentrasi hormon katekolamin dan kortikosteroid dalam plasma darah. Adrenalin dan noradrenalin ada di dalam plasma darah dengan konsentrasi tinggi pada ikan yang sedang beristirahat dan meningkat dengan cepat setelah beberapa menit mengalami hipoksia atau meronta-ronta pada ikan siklostoma, selachii dan teleostei; adrenalin (atau noradrenalin, tergantung spesies ikan) menjadi dominan.

Mazeaud et al. (1977) menyatakan bahwa perubahan konsentrasi endokrin (hormon), yang merupakan akibat awal dari stres, dianggap sebagai efek utama. Data yang diperoleh dari ikan coho salmon (Oncorhynchus kisutch), dan sockeye salmon (Oncorhynchus tshawytscha) menunjukkan bahwa semua jenis stres menyebabkan peningkatan konsentrasi katekolamin, terutama adrenalin, yang beredar bersama darah. Tidak ada perbedaan kuantitatif dalam hal intensitas respon antar spesies ikan tetapi ada variasi antar individu yang besar. Pada ikan coho salmon jantan dewasa, perilaku meronta-ronta dan hipoksia (kekurangan oksigen) juga menyebabkan peningkatan konsentrasi kortikosteroid dalam plasma darah. Efek sekunder timbul sebagai akibat perubahan endokrin tersebut. Gangguan metabolik ini mencakup peningkatan kadar glukosa darah secara nyata dan penurunan (atau peningkatan, tergantung spesies ikan) kadar asam amino bebas dalam plasma darah. Gangguan metabolik yang disebabkan stres jangka pendek bisa berlangsung dalam periode yang relatif lama. Penelitian terbaru mengenai proses osmoregulasi menunjukkan bahwa aksi katekolamin terhadap permeabilitas insang bisa menjelaskan terjadinya aktivitas minum air yang dipicu stres pada ikan air tawar dan terjadinya bdehidrasi pada ikan air laut.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Jumat, 06 Januari 2017

Kebutuhan Oksigen Pada Jamur Air

donasi dg belanja di Toko One


Umumnya jamur sangat membutuhkan kondisi aerobik, tetapi banyak jamur dari kelas Chytridiomycetes dan Oomycetes yang dapat menferrmentasi gula menjadi asam laktat dan sitoplasmanya mengandung enzim laktase dehidrogenase yang sangat aktif. D(-)laktase dehidrogenase juga aktif dalam sitosma jamur Allomyces, Blastocladia, Blastocladiella, Achlya, Apodachlya, Aphanomyces, Araiospora, Aqualinderella, Pythium, Phytophtora, Rhipidium, Saprolegnia, Sapromyces dan Thraustotheca. Organ penghasil energi melalui fermentasi asam laktat dalam kondisi tidak ada oksigen dengan demikian dimiliki oleh beberapa anggota jamur Chytridiomycetes dan Oomycetes. Karena jamur-jamur ini mungkin bisa mensintesis ATP dalam kondisi anaerob, dapat diharapkan bahwa jamur-jamur tersebut dapat tumbuh pada kondisi ini; namun hanya ada dua jamur air yang dapat tumbuh subur dalam kondisi anaerob yaitu Blastocladia ramosa Thaxter dan Aqualinderella fermentans.

Sapromyces elongatus (Cornu) Coker dan Mindeniella spinospora Kanouse tumbuh lambat dalam kondisi anaerob. Jamur Chytridiomycetes dan Oomycetes lainnya bervariasi dalam hal kebutuhan oksigen mulai dari aerobik obligatif sampai fermentatif fakultatif pada konsentrasi oksigen yang sangat rendah. Penjelasan yang masuk akal untuk fenomena ini adalah sebagai berikut, tetapi penjelasan ini masih perlu dibuktikan. Meskipun banyak jamur air dapat memenuhi kebutuhan energinya melalui fermentasi asam laktat, oksigen tetap dibutuhkan untuk mensintesis berbagai senyawa sel, seperti steroid dan asam lemak tak jenuh. Biasanya membran plasma bersifat impermeable terhadap senyawa-senyawa sel ini sehingga mereka tidak dapat diserap oleh sel dari medium pertumbuhan pada kondisi anaerobik. Membran plasma pada Aqualinderella fermentans dan Blastocladiella ramosa menjadi lebih permeable selama berevolusi agar dapat beradaptasi terhadap lingkungan anaerobik.

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait