Arsip Cofa No. A 022
donasi dg belanja di Toko One
Penyebab penyakit aphanomycosis sejak lama sama sekali tidak diketahui. Diduga bahwa penyakit ini disebabkan oleh Bacterium pestis astaci, namun kemudian ditunjukkan bahwa jamur Phycomycetes Aphanomyces astaci adalah penyebabnya. Schaperclaus, pada tahun 1935, memberikan bukti yang tepat bahwa Aphanomyces menyebabkan penyakit ini, dan hasil penelitiannya dikuatkan oleh Nybelin (1935) serta Mannsfield (1942).
Nama Aphanomyces berarti sulit dilihat. Jalinan hifa menembus dan merusak karapas berkitin, yang melunak dan menjadi rapuh bila penyakitnya sangat parah. Ia juga menyerang jaringan penghubung dan, yang paling penting, sistem saraf; dalam kasus-kasus tertentu ia juga menyerang otot. Kerusakan saraf bisa menyebabkan kematian, apalagi bila karapas yang telah dirusak jamur diinfeksi oleh bakteri sehingga memperparah penyakit. Dengan pembesaran kuat (600 kali), terlihat bahwa hifa sering memiliki sitoplasma tak-berwarna dan banyak butiran. Hifa memiliki ujung yang bundar dan ketransparanannya menyebabkan mereka sulit dilihat. Jalinan benang dibentuk oleh hifa apabila percabangannya timbul di dekat pangkal hifa yang lain. Benang-benang ini selebar 4 - 8 mikron.
Perbanyakan dilakukan dengan spora vegetatif yang berdiameter 8,1 – 9,5 mikron, yang berasal dari dalam benang tadi, atau dengan reproduksi seksual antara organ kelamin jantan dan betina. Reproduksi aseksual terjadi bila kondisi luar tidak menguntungkan, dan setelah hewan inang mati. Inilah sebabnya mengapa miselium-miselium halus tampak terlihat keluar dari membran persendian udang crayfish yang telah mati. Mengingat jamur Aphanomyces merupakan parasit yang penyebarannya terbatas dan tidak menyukai hidup sebagai saprofit pada bangkai inangnya. Daya infeksi jamur ini sangat hebat, dan penyakit akibat jamur ini bisa muncul kembali di tempat yang sama bahkan setelah 10 sampai 20 tahun. Dr. Barthelmes (dari Institute of Ichthyology, Humboldt University, Berlin) menemukan Aphanomyces pada Diaptomus gracilis dan Asplanchna priodonta.
Sebagai upaya pencegahan, crayfish yang lemah dan mati akibat infeksi jamur ini harus disingkirkan dari perairan dan dikubur. Bila mungkin karantina ketat diterapkan terhadap binatang-binatang yang akan dimasukkan ke perairan atau ke dalam kolam.