Arsip Cofa No. A 002
donasi dg belanja di Toko One
Din dan Frazier (1983) mempelajari penyerapan kadmium dan tembaga pada sel-sel hati tikus yang diisolasi. Kadmium diketahui menyebabkan keracunan akut dan kronis pada manusia. Bila hewan-hewan laboratorium dikenai kadmium melalui pembuluh darah, lebih dari 90 % dosis yang dimasukkan telah diserap dari plasma darah dalam waktu 15 menit dan 50 – 70 % dari dosis awal tertimbun di dalam hati. Penyerapan kadmium di dalam hati memainkan peranan penting dalam penyebaran logam ini melalui pembuluh darah, dan hal ini menyebabkan keracunan logam berat. Walau demikian, mekanisme proses penyerapan ini tetap tidak diketahui. Frazier et al. (1976) telah mempelajari kinetika transportasi kadmium dalam sel hati yang diisolasi dan memperkirakan bahwa penyerapan kadmium ke dalam hati berlangsung melalui aksi gabungan difusi sederhana dan proses penyerapan-berperantara (carried-mediated process). Stacey et al. (1980) telah mempelajari lebih jauh penyerapam kadmium pada sel-sel hati tikus yang diisolasi. Dalam penelitian mereka, penyerapan kadmium menunjukkan kinetika penyerapan dua-fase pada kisaran dosis 25 – 800 mikromol. Bagaimanapun, konsentrasi ini sangat tinggi dan proses penyerapan-berperantara mungkin telah terhenti. Selain itu, keracunan-tak kentara yang disebabkan kadmium dapat terjadi.
Pada konsentrasi-konsentrasi yang diamati dalam penelitian ini, baik kadmium maupun tembaga menunjukkan kinetika yang dapat-dijenuhkan selama penyerapan. Adanya pra-perangsangan seng–metalotionin di dalam sel-sel hati tidak berpengaruh pada kinetika penyerapan kedua logam tersebut. Data ini memperkuat dugaan bahwa penyerapan logam dibatasi oleh kemampuan menembus membran pada konsentrasi fisiologis. Bila difusi sederhana merupakan mekanisme dominan maka tingginya kemampuan pengikatan yang dimiliki sitosol akan bertindak sebagai faktor penyerap logam ke dalam sel sehingga meningkatkan laju penyerapan. Setelah kadmium masuk ke dalam sel, kadmium terdistribusi kembali di dalam sel dalam waktu 6 jam, akibat perangsangan oleh metalotionin (MT). Tidak ada sintesis MT yang dapat dideteksi pada konsentrasi-konsentrasi tembaga yang diamati di sini. Diperkirakan bahwa pada tingkat seluler, kadmium mungkin lebih kuat dirangsang oleh MT daripada yang dialami oleh tembaga. Untuk membuktikan kebenaran hipotesis ini, pengaruh logam-logam tersebut harus dipelajari lebih mendetail dalam rangka menghilangkan kemungkinan efek racun logam-logam ini (Din dan Frazier, 1983).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar