Rabu, 27 April 2016

Karakteristik dan Adaptasi Jamur Parasit Aphanomyces

Arsip Cofa No. A 026
donasi dg belanja di Toko One


Banyak jamur penginfeksi krustasea bersifat oportunistik (menginfeksi setiap ada kesempatan), sedang Aphanomyces astacus beradaptasi untuk hidup sebagai parasit . Ia tidak dapat ditemukan selain pada crayfish, kecuali pada wadah lembab tempat crayfish sakit. Unestam (1965, 1966) menemukan bahwa jamur ini akan tumbuh subur pada media buatan, tetapi sumber karbonnya terbatas hanya dari asam amino dan glukosa. Ia tidak dapat tumbuh pada media asin, dan produksi zoosporanya dibatasi oleh konsentrasi ionik yang agak rendah, sama seperti yang biasa terjadi pada air danau. Aphanomyces astaci menghasilkan enzim kitinase , tetapi tidak memproduksi pektinase dan selulase. Kitinase ini bisa diproduksi oleh tubuh jamur itu sendiri tanpa memerlukan kehadiran substrat yang mengandung kitin. Baik Aphanomyces astaci maupun jamur penyerang-serangga, Entomophthora apiculata, dapat menembus kutikula lunak crayfish, padahal spesies Aphanomyces saprofitik tidak dapat. Selain itu, spesies saprofitik ini tidak dapat hidup bila disuntikkan ke dalam Astacus astacus, sedangkan baik Aphanomyces astaci maupun jamur serangga tadi dapat hidup, meskipun hanya setelah sejumlah besar sporanya disuntikkan ke crayfish. Struktur istirahat, tidak dikenal pada Aphanomyces astaci, mungkin tidak dibutuhkan oleh parasit selama ia dapat beradaptasi terhadap inangnya dan inang ini tidak terbunuh oleh parasit tersebut serta si parasit selalu siap menginfeksi (Unestam, 1969).

Unestam (1969) serta Soderhall dan Unestam (1975) memperkirakan bahwa enzim protease, bersama dengan esterase yang ada di dalam “paku penginfeksi” (infection peg) pada zoospora yang sedang bertunas, mungkin bertanggung jawab atas kemampuan Aphanomyces astaci untuk menembus lapisan luar epikutikula, terutama epikutikula yang mengandung lemak. Epikutikula yang kuat pada tubuh crayfish yang kebal-krebpest membantu mencegah masuknya jamur ini ke dalam tubuh. Unestam dan Weiss (1970) menemukan bahwa bila epikutikula (dan mungkin sebagian eksokutikula) dihilangkan dari membran antar-segmen pada crayfish yang kebal, misalnya crayfish Pacifastacus leniusculus, binatang ini akan mudah terinfeksi spora yang dimasukkan ke dalam akuarium tempat memeliharanya. Pacifastacus leniusculus yang membran antar-segmennya tidak dirusak tetap sangat kebal terhadap infeksi pada percobaan seperti ini. Hemolimfa spesies crayfish yang kebal juga lebih sanggup menghambat aktivitas kitinase ekstraseluler yang dikeluarkan oleh jamur daripada hemolimfa Astacus astacus (Unestam dan Weiss, 1970).

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar