Sabtu, 16 April 2016

Patogenesis dan Penularan Penyakit Pest Pada Crayfish

Arsip Cofa No. A 024
donasi dg belanja di Toko One


Daerah kutikula yang tak mengalami pengapuran, seperti membran antar-segmen dan sekitar lubang pada tubuh, hampir selalu diserang Aphanomyces astaci. Jarang ditemukan pada seekor crayfish lebih dari satu bagian badan yang parah diinfeksi. Kutikula yang sudah rusak lebih mudah diserang, bahkan jamur bisa pula meluas sampai ke epikutikula. Miselia tumbuh di dalam kutikula, dan kadang-kadang ditemukan pada permukaan luar. Biasanya, hifa hanya menyerang kutikula di sekitar tempat infeksi, dan tempat-tempat yang terinfeksi ini biasanya sulit dideteksi dengan mata telanjang. Pembentukan warna hitam (melanization) di bagian tubun yang terserang biasanya kurang jelas pada Astacus astacus, tetapi mungkin menyolok pada spesies crayfish yang kebal. Kutikula bisa rusak parah akibat jamur, tetapi jaringan bagian dalam tubuh jarang mengalami kerusakan parah oleh jamur ini. Kadang-kadang jamur tumbuh sepanjang tali saraf ventral dan/atau berkaitan dengan otak dan mata, tetapi organ-organ lain jarang disentuhnya kecuali bila pertumbuhan jamur sangat hebat yang biasa terjadi pada kasus penyakit yang sudah sangat parah.

Hifa pembentuk-zoosporsangia tumbuh keluar dari kutikula sesaat sebelum atau segera setelah inang mati, dan pada saat ini mata serta bagian-bagian kaki crayfish ditutupi oleh jalinan miselia putih halus.

Zoospora yang dilepaskan dari zoosporangia tetap bergerak aktif selama beberapa menit sampai 3 hari, bergantung pada suhu, dan zoospora yang membentuk kista dapat bertahan hidup paling tidak selama 2 minggu dalam air suling (Unestam, 1969; Svensson, 1978). Pertumbuhan zoospora menjadi tunas tampaknya terjadi sebagai respon ketika menyentuh substrat yang cocok, misalnya kutikula crayfish. Tida ada organ khusus untuk melekatkan diri pada substrat. “Infection peg’ (paku penginfeksi), atau tabung tunas, pada zoospora yang sedang bertunas menembus epikutikula melalui aksi penguraian-lemak (lipolytic). Kemampuan menguraikan-lemak tampaknya hanya dmililiki paku penginfeksi, sedang hifa mempunyai kemampuan menguraikan-kitin.

Kematian akibat infeksi biasanya terjadi dalam 1 - 2 minggu, dengan makin tinggi suhu makin cepat kematian. Begitu kutikula terinfeksi, gejala-gejala penyakit muncul. Crayfish yang sakit tidak dapat mempertahankan keseimbangan, jatuh terlentang, dan bila diangkat dari air capitnya akan menggantung atau terkulai seolah-olah sudah mati. Di sungai, crayfish yang menderita penyakit ini suka mencari tebing sungai, dan mereka seringkali kehilangan beberapa kakinya (Schaperclaus, 1935). Kelumpuhan seluruh abdomen umum terjadi 1 atau 2 hari sebelum kematian (Unestam dan Weiss, 1970). Perilaku binatang yang sakit menunjukkan bahwa sejenis neurotoksin mungkin terlibat dalam patogenesis, seperti diduga pertama kali oleh Seligo (1895). Hal lain yang mendukung hipotesis ini adalah fakta bahwa pertumbuhan miselia di dalam tubuh inang sangat terbatas kecuali tepat sebelum kematian, dan bila spora pembunuh masuk ke dalam rongga pembuluh darah (haemocoel) akan mematikan crayfish. Pada dasarnya racun mungkin dihasilkan sebagai reaksi inang terhadap serangan jamur.

Infeksi bakteri sekunder, bergantung pada jenis bakteri, sering terjadi pada binatang yang menderita penyakit pest ini, tetapi limfa darah dari crayfish yang sekarat akibat Krebpest tidak mengandung bakteri (Schaperclaus, 1935; Nybelin, 1936).

donasi dg belanja di Toko One

Referensi :
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar