Minggu, 25 November 2018

Bioekologi Bentos


Zonasi Bentos di Pantai Berbatu dan Hutan Mangrove

Menurut Longhurst dan Pauly (1987) penampilan umum pantai berbatu tropis mengikuti pola yang sama seperti daerah berlintang tinggi. Pada bagian terendah yang terpapar, ada zona makroalga kecil (Sargassum, Caulerpa, dan Dictyopteris di Afrika Barat, Sargassum dan Bifurcaria di Galapagos dan Turbinaria di Madagaskar), yang membentuk zona tersendiri dan terdapat bersama dengan berbagai jenis echinoidae, anemon dan zoanthidae. Di atas zona ini adalah zona eulitoral atau litoral-tengah yang didominasi di bagian atas oleh teritip (Chtamalus) dengan Siphonaria, Nerita dan Ostrea di tempat-tempat terlindung dan bagian bawah dihuni oleh alga koralin menghampar dan berbagai jenis moluska (Fissurella, Mytilus, Patella, Thais) dan kepiting. Di atas zona Chtamalus di litoral-tengah terdapat zona-percikan dengan moluska littorinidae dan di atasnya lagi ditempati lichenes (lumut kerak) yang menghampar. Zonasi umum seperti ini terutama dikendalikan oleh derajat keterpaparan (exposure) terhadap pasang surut dan aksi angin. Zonasi ini ditemukan di sepanjang Teluk Guinea, di pesisir Madagaskar, dan Galapagos meskipun tanpa littorinidae atau Nerita, dan diduga juga ada di seluruh tropis.

Longhurst dan Pauly (1987) menambahkan bahwa zonasi seperti tersebut di atas membentang sampai ke tiang-tiang dermaga dan batang mangrove. Zonasi seperti ini di estuaria mempunyai fauna yang berkurang akibat faktor-faktor lingkungan. Pada batang mangrove, terutama dekat sisi luar hutan mangrove, dua dari tiga zona utama pantai berbatu dapat dikenali meskipun dengan beberapa perbedaan besar. Zona littorinidae didominasi oleh spesies Littorina yang mengkhususkan diri terhadap habitat tertentu ini; zona eulitoral didominasi di bagian atas oleh teritip, kadang-kadang oleh spesies yang berspesialisasi terhadap mangrove, dan oleh Ostrea yang tumbuh rapat pada bagian batang yang lebih bawah bersama dengan gastropoda Thais. Di bawah zona ini, bagaimanapun, kondisinya sangat berbeda dengan pantai berbatu dan di tempat tumbuhnya rumpun-rumpun alga merah dan coklat sublitoral, ada fauna lumpur pada kaki batang mangrove dan akar nafas (pneumatofora), termasuk gastropoda, kelomang dan ikan belodok Periopthalmus.

Pengaruh Pemupukan Terhadap Bentos Kolam

Menurut Boyd (1982), berdasarkan hasil-hasil penelitian lain, pengaruh pemupukan juga tercermin dalam produksi bentos di kolam ikan. Kelimpahan bentos di dua kolam pembenihan ikan yang tak dipupuk dan dua kolam pembenihan yang dipupuk rata-rata adalah 425 dan 694 organisme/m2, berturut-turut. Di kolam pembenihan lain, kepadatan organisme bentik makanan ikan rata-rata 371 dan 640 organisme/m2 di kolam yang tak dipupuk dan yang dipupuk, berturut-turut. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh McIntire dan Bond pada tahun 1962 menyimpulkan bahwa pemupukan dengan nitrogen dan fosfor meningkatkan biomas organisme bentik makanan ikan sebanyak 76 kali di sebuah kolam dan 19,5 kali di kolam yang lain. Larva nyamuk “midge” (famili Tendipedidae) sedemikian jauh merupakan kelompok bentos paling penting di kolam.

Kolam-kolam di New York, sebagaimana dilaporkan oleh Hall et al. dan dikutip oleh Boyd (1982), mempunyai komunitas bentos yang tersusum terutama dari organisme-organisme berikut :
- Diptera : Chironomus tentans, Procladius sp., Ablabesmyia sp., Tanytarsini sp., Glypotendipes sp., Microtendipes sp., Ceratopogonidae dan Chironomus sp.
- Trichoptera : Ocetis sp. dan Polycentropis sp.
- Ephemeroptera : Caenis simulans dan Callibaetis ferrugineus
- Zygoptera : Ishneura sp.dan Enallagra sp.
- Anisoptera : Libelludidae dan Gomphidae
- Amphipoda : Hyalella azteca

Pemupukan dengan nitrogen dan fosfor menyebabkan biomas bentos meningkat cukup besar. Pada kolam yang dipupuk, Chironomus tentans merupakan spesies bentos yang paling dominan; Caenis simulans paling dominan di kolam yang tak dipupuk. Penelitian juga menunjukkan bahwa pemupukan meningkatkan biomas organisme bentik makanan ikan di kolam di Alabama, Amerika Serikat. Larva chironomidae melimpah di dalam contoh-contoh yang diambil dari kolam-kolam yang dipupuk.

Pengaruh Faktor Fisika dan Kimia Air Terhadap Keragaman Bentos Sungai

Selama tahun 1980 dan 1981, sebuah survei limnologis telah dilakukan di daerah Uraba di sungai-sungai Turbo, Apartado dan Chigorodo. Hasilnya menunjukkan bahwa jenis-jenis makroinvertebrata berikut adalah yang paling umum : Baetis, Leptohyphes, Tricorythodes, Ambrisus, Phyllogomphoides dan Chironomus. Secara umum, keragaman zoobentosnya tinggi, dan kondisi fisika serta kimia air bukan merupakan faktor pembatas untuk mendukung keragaman ini (Ramirez dan Roldan, 1989).

Pengaruh Jenis Tumbuhan Bakau Terhadap Kepadatan Bentos Mangrove :

Vanhove et al. (1991) melaporkan bahwa distribusi vertikal meiofauna dalam sedimen tumbuhan bakau Avicennia marina, Bruguiera gymnorrhyza, Ceriops tagal, Rhizophora mucronata dan Sonneratia alba di Teluk Gazi (Kenya) dibahas. Tujuh belas taksa telah diamati dengan kepadatan tertinggi pada sedimen Bruguiera (6707 individu/10 cm2), diikuti oleh Rhizophora (3998 individu/10 cm2), Avicennia (3442 individu/10 cm2), Sonneratia (2889 individu/10 cm2) dan Ceriops (1976 individu/10 cm2). Nematoda menyusun sampai 95 % dari total kepadatan; taksa lainnya adalah kopepoda , turbellaria, oligokhaeta, polikhaeta, ostracoda dan rotifera. Kepadatan-kepadatan tinggi terdapat pada kedalaman sampai 20 cm dalam sedimen. Terutama sedimen Ceriops masih menunjukkan kepadatan tinggi untuk nematoda (342 individu/10 cm2) dan kopepoda (11 individu/10 cm2) di lapisan terdalam (15 – 22 cm). Ukuran partikel dan kondisi oksigen merupakan faktor-faktor utama yang mempengaruhi distribusi meiobentos; liang-liang kepiting Uca berdampak besar terhadap distribusi dan kelimpahan meiofauna.

Pengaruh Gas Dasar Laut Terhadap Bentos

Bubinas (1991) melaporkan bahwa pada bulan Oktober – November 1982 penelitian zoobentos telah dilakukan di bagian timur Laut Baltik selama ekspedisi di atas kapal “Ayu-Dag”. Peneliti menemukan dua biocenoses makrozoobentos : lithophilic (senang habitat berbatu) – Mytilus edulis - dan psammophilic (suka habitat berpasir) – Macoma baltica. Kedua biocenoses merupakan bagian utama biomas zoobentos. Ada 17 spesies zoobentos. Biocenoses yang diwakili oleh Mytilus edulis ditemukan meluas ke bawah sampai 35 meter. Ada sangat banyak bangkai Macoma baltica. Lebih dalam dari 100 meter zoobentos tidak ditemukan karena adanya rejim gas yang buruk dan pencemaran dasar laut oleh hidrogen sulfida.

Pengaruh Budidaya Kerang Terhadap Bentos Laut di Sekitarnya

Lim et al. (1992) telah melakukan penelitian untuk menjelaskan pola distribusi makrobentos penghuni dasar-lunak dekat lokasi budidaya kerang di Teluk Chinhae, Korea. Binatang bentos yang dikumpulkan selama penelitian ini mencakup 107 spesies dengan perincian 6.978 individu : 52 spesies dari polikhaeta (48,6 %), 34 spesies dari krustasea (31,8 %), 14 spesies dari moluska (13,1 %) dan 7 spesies dari kelompok fauna lain (6,5 %). Spesies dominan adalah 4 polikhaeta dan 1 amfipoda : Lumbrineris longifolia, Capitella capitata, Mediomastus sp., Sigambra tentaculata dan Erictonius pugnax. Daerah penelitian bisa dibagi menjadi tiga wilayah berdasarkan kesamaan fauna yang sangat berhubungan dengan konsentrasi bahan organik pada sedimen permukaan. Komunitas bentos yang terletak dekat lokasi budidaya kerang menunjukkan variasi-ruang dan variasi-musiman yang besar dalam hal keragaman spesies dan kemerataan, berbeda dengan kestabilan-kestabilan pada komunitas-komunitas yang jauh dari lokasi budidaya.

Dihipotesiskan bahwa fenomena bersiklus mortalitas musim panas yang diikuti oleh pemulihan pada musim dingin mungkin merupakan karakteristik umum pada komunitas bentos yang sangat banyak terkena pencemaan bahan organik.

Pengaruh Tekstur Sedimen dan Energi Gelombang Terhadap Zoobentos Pantai Berpasir

Corbisier (1991) melaporkan bahwa komposisi spesies, kepadatan fauna, keragaman spesies dan pola zoonasi makrozoobentos serta hubungannya dengan karakteristik sedimen telah dipelajari dan dibandingkan di tiga pantai berpasir pada daerah polyhaline (banyak garam) di sistem estuaria Santos, Sao Paulo, Brazil. Sampel dikumpulkan tiap tiga bulan selama setahun (Juli 1977 – Mei 1978). Lokasi sampling adalah daerah intertidal rendah, rata-rata dan tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa polikhaeta mendominasi fauna ini, baik dalam hal jumlah spesies maupun jumlah individu. Struktur komunitas pantai Ponta da Praia dicirikan oleh kepadatan yang tinggi, serta keragaman dan kemerataan yang rendah, akibat didominasi oleh spionidae Scolelepis squamata. Di Vicente de Carvalho, faunanya dicirikan oleh dominasi polikhaeta Laeonereis acuta dan Capitella capitata dengan kepadatan rendah, keragaman tinggi serta kemerataan tinggi. Di Bertioga Channel, nilai-nilainya intermediet dan faunanya didominasi oleh Scolelepis squamata dan Laeonereis acuta. Tekstur sedimen bertangung jawab atas gambaran-gambaran ini, namun beberapa perbedaan dalam hal keragaman bisa disebabkan oleh perbedaan energi gelombang. Sedikitnya jumlah krustasea dan moluska menunjukkan pengaruh pencemaran di estuaria terhadap fauna. Pola zonasi untuk distribusi spesies dan struktur komunitas berbeda di lokasi-lokasi penelitian; ia tidak berhubungan dengan karakteristik sedimen yang relatif seragam di bagian bawah pantai; bagaimanapun, keragaman terendah ditemukan di bagian atas di semua lokasi.

Daftar Pustaka :

Boyd, C.E. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Elsevier Scientific Publishing Co. Amsterdam-Oxford-New York. 318 pp.

Bubinas, A. 1991. Species Composition, Distribution and Biomass of Zoobenthos in The Eastern Part of The Baltic Sea. Ecology, No. 1, pp. 33 – 42

Corbisier, T.N. 1991. Benthic Macrofauna of Sandy Intertidal Zone at Santos Estuarine System, Sao Paulo, Brazil. Biol. Inst. Oceanogr. Sao Paulo, Vol. 39, No. 1, pp. 1 - 13

Lim, H.-S., J.-W. Choi, J.-G. Je and J.-H. Lee. 1992. Distribution Pattern of Macrozoobenthos at The Farming Ground in The Western Part of Chinhae Bay, Korea. Bulletin of Korean Fisheries Society, Vo. 25, No. 2, pp. 115 - 132

Longhurst, A.R. and D. Pauly. 1987. Ecology of Tropical Oceans. Academic Press, Inc. San Diego. 407 pp.

Ramirez, J.J. and G. Roldan. 1989. Contribution to The Limnological Knowledge and The Aquatic Macroinvertebrates in Some Rivers of The Uraba Region (Antioquia). Actual Biology, Vol. 18, No. 66, pp. 113 - 121

Vanhove, S., M. Vincx, D. Van Gansbeke, W. Gijselinck and D. Schram. 1992. The Meiobenthos of Five Mangrove Vegetation Types in Gazi Bay, Kenya. Hydrobiologia, Vol. 247, no. 1 – 3, pp. 99 - 108

Tidak ada komentar:

Posting Komentar