Patnaik and Mishra (1990) mempelajari variasi musiman beberapa sifat fisika-kimia Estuaria Rushikulya, India. Suhu air permukaan bervariasi dari 20 sampai 34,5 oC, kejernihan air dari 6,3 sampai 12 cm, salinitas dari 28,3 sampai 32,8 ppt dan pH dari 6,77 sampai 7,35. Kejernihan dan salinitas menunjukkan distribusi bimodal (dua modus). Keberadaan larva Chanos berhubungan dengan faktor-faktor ini.
Selvam et al. (1992) mempelajari variasi harian faktor-faktor hidrologis di tiga biotop yang saling berhubungan yang mencakup perairan tawar, laut dan perairan payau hutan bakau di zona pesisir Kakinada, Andhra Pradesh, india. Sampel dikumpulkan pada selang waktu 3 jam selama periode 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di lingkungan laut salinitas bervariasi dari 26 ppt sampai 32 ppt, sedangkan di perairan hutan bakau nilainya berfluktuasi dari 12 ppt sampai 20 ppt, dan di kedua biotop ini salinitas menunjukkan fluktuasi tipe bimodal.
Longhurst dan Pauly (1987) menyatakan bahwa di beberapa paparan benua, massa air permukaan tropis banyak dipengaruhi oleh air buangan sungai dan diencerkan oleh hujan. Hal ini terjadi sebagai akibat estuarisasi terhadap paparan benua, atau akibat keberadaan massa air buangan sungai. Laut Jawa, di ujung selatan Laut Cina Selatan, memberikan contoh yang baik mengenai estuarisasi ini. Meskipun tidak ada sungai besar yang bermuara ke Laut Jawa, lapisan air permukaannya memiliki salinitas yang biasanya tidak melebihi 30 – 32 promil. Daerah dengan salinitas terendah bergerak maju-mundur di antara Pulau Kalimantan dan Jawa, tergantung pada musim.
Rabu, 11 Januari 2017
Fluktuasi Salinitas Harian dan Musiman
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar