Umumnya jamur sangat membutuhkan kondisi aerobik, tetapi banyak jamur dari kelas Chytridiomycetes dan Oomycetes yang dapat menferrmentasi gula menjadi asam laktat dan sitoplasmanya mengandung enzim laktase dehidrogenase yang sangat aktif. D(-)laktase dehidrogenase juga aktif dalam sitosma jamur Allomyces, Blastocladia, Blastocladiella, Achlya, Apodachlya, Aphanomyces, Araiospora, Aqualinderella, Pythium, Phytophtora, Rhipidium, Saprolegnia, Sapromyces dan Thraustotheca. Organ penghasil energi melalui fermentasi asam laktat dalam kondisi tidak ada oksigen dengan demikian dimiliki oleh beberapa anggota jamur Chytridiomycetes dan Oomycetes. Karena jamur-jamur ini mungkin bisa mensintesis ATP dalam kondisi anaerob, dapat diharapkan bahwa jamur-jamur tersebut dapat tumbuh pada kondisi ini; namun hanya ada dua jamur air yang dapat tumbuh subur dalam kondisi anaerob yaitu Blastocladia ramosa Thaxter dan Aqualinderella fermentans.
Sapromyces elongatus (Cornu) Coker dan Mindeniella spinospora Kanouse tumbuh lambat dalam kondisi anaerob. Jamur Chytridiomycetes dan Oomycetes lainnya bervariasi dalam hal kebutuhan oksigen mulai dari aerobik obligatif sampai fermentatif fakultatif pada konsentrasi oksigen yang sangat rendah. Penjelasan yang masuk akal untuk fenomena ini adalah sebagai berikut, tetapi penjelasan ini masih perlu dibuktikan. Meskipun banyak jamur air dapat memenuhi kebutuhan energinya melalui fermentasi asam laktat, oksigen tetap dibutuhkan untuk mensintesis berbagai senyawa sel, seperti steroid dan asam lemak tak jenuh. Biasanya membran plasma bersifat impermeable terhadap senyawa-senyawa sel ini sehingga mereka tidak dapat diserap oleh sel dari medium pertumbuhan pada kondisi anaerobik. Membran plasma pada Aqualinderella fermentans dan Blastocladiella ramosa menjadi lebih permeable selama berevolusi agar dapat beradaptasi terhadap lingkungan anaerobik.
Jumat, 06 Januari 2017
Kebutuhan Oksigen Pada Jamur Air
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar